Abstract

Economic growth of the community encourages the increasing electricity demand. To meet the electricity demand, of course, it is necessary to increase the capacity of the distribution transformer with the addition of an insert transformer and a new transformer. So that the increasing number of installed transformers is not proportional to the number of officers measuring the transformer load. The problem is the number of transformers is 3,938 units at PLN UP3 Padang with only 70 teams of load measuring officers, so load measurement only reaches 68% in 2019. This is because load measurements are carried out manually by mandating substations one by one, thus requiring large human resources and costs. Under these conditions, an easy and fast load measurement monitoring system is needed. This study uses the Root Cause Problem Solving (RCPS) methodology and System and Equipment Design by creating a Visual Transformer Load Monitoring System and SMS Gateway. With this system and equipment, the load of the substation can be easily seen visually with a light indicator installed on the panel box of the substation pole, so that the condition of the transformer can be quickly identified. The telemetering function with SMS sends load data to officers so that the risk of transformer damage can be reduced because this tool is an early warning against unbalanced loads, one phase outages with the Condition Base Maintenance (CBM) principle so that PLN can maintain transformer lifetime and maintain service quality.
 Keywords: Load Monitor, Visual and SMS Gateway, Distribution Transformer

Highlights

  • Abstrak Pertumbuhan Ekonomi masyarakan mendorong meningkatnya kebutuhan akan listrik

  • necessary to increase the capacity of the distribution transformer with the addition

  • The problem is the number of transformers is

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Kontinuitas penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi yang andal tentunya menjadi harapan setiap pelanggan PLN. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pembebanan Trafo distribusi akan mengalami peningkatan secara cepat dan signifikan, sehingga secara Teknis PLN mengambil strategi dengan menambah trafo distribusi baru sisipan dan berusaha mempertahankan trafo existing dengan melakukan pengukuran beban secara rutin dan berkala dengan harapan trafo dapat beroperasi secara normal seimbang dan jika terjadi overload dapat diketahui sejak dini untuk dilakukan penyeimbangan beban menghindari kerusakan trafo akibat overload atau ketidak seimbangan. Dengan lokasi trafo yang tersebar dengan area yang luas meliputi 5 kabupaten/kota tentunya menjadi kendala bagi petugas untuk dapat mengukur beban hanya mencapai 68% dari total trafo, sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan trafo akibat tidak terkontrol bebannya. Rendahnya pengukuran beban tersebut disebakan pengukuran masih dilakukan petugas dengan cara mendatangai setiap gardu tentunya hal ini menjadi kendala untuk mendapatkan data beban secara cepat dengan tidak lagi mengandalkan petugas akan tetapi dengan secara visual yang dilihat petugas terkait, dengan mudah mengetahui kondisi trafo gardu yang sedang beroperasi. Sehingga cara manual seperti saat ini berakibat masih terjadinya kerusakan trafo akibat beban lebih dan beban tidak seimbang karena lambat dalam mengantisipasi perbaikan dengan cepat dan terjadwal

METODOLOGI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Findings
KESIMPULAN DAN SARAN
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call