Abstract

Background: The phenomenon of early marriage among young people is already very widespread. Special Region of Yogyakarta Ministry of Religious Affairs in 2015 showed that the Gunung Kidul ranked first in early marriage as many as 184 people (0.37%). According on population and family planning agencies nationwide (BKKBN) in 2014 showed that the high rate of early marriage because of low eduation, economic needs, culture of young marriage and arranged marriage. The purpose to know about the overview of teenage attitudes against early marriage in Wonotoro hamlet, Jatiayu village, Karangmojo, Gunung kidul regency.
 Methods: Types of quantitative descriptive study, with a total population of 40 respondents. Sampling using total population. Collecting data using questionnaires and closed scales, the percentage univariat data analysis presented in frequency distribution.
 Results: The attitude of the young women in the Wonontoro, Jatiayu village shows that teenage girls who supports marriage as much as 45.5%, and that does not support early marriage as much as 57.5%.
 Conclusion: The attitude of teenage girl against early marriage in Wonotoro, Jatiayu Village, Karangmojo, Gunung Kidul shows that the majority of teenage girls do not support early marriage as much as 23 respondents (57,5%).

Highlights

  • The phenomenon of early marriage among young people is already very widespread

  • The purpose to know about the overview of teenage attitudes against early marriage in Wonotoro hamlet, Jatiayu village, Karangmojo, Gunung kidul regency

  • The attitude of the young women in the Wonontoro, Jatiayu village shows that teenage girls who supports marriage as much as 45.5%, and that does not support early marriage as much as 57.5%

Read more

Summary

Conclusion

The attitude of teenage girl against early marriage in Wonotoro, Jatiayu Village, Karangmojo, Gunung Kidul shows that the majority of teenage girls do not support early marriage as much as 23 respondents (57,5%). Adapun pada tahun 2013 dan 2014 angka kejadian menikah di bawah umur di Kecamatan Karangmojo tidak masuk dalam kategori tertinggi dengan rincian pada tahun 2013 sejumlah 8 orang dan 2014 sejumlah 5 orang sehingga ada peningkatan yang sangat signifikan antara tahun 2013 sampai 2015. Data Kementrian Agama di Kecamatan Karangmojo pada tahun 2015 menunjukkan bahwa, angka kejadian menikah di bawah umur tertinggi terletak di Desa Jatiayu dengan rincian 8 orang. Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (2014) menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini adalah faktor pendidikan rendah, faktor kebutuhan ekonomi, faktor kultur nikah muda, pernikahan yang diatur serta seks bebas pada remaja. Faktor yang mempengaruhi pernikahan dini antara lain faktor individu itu sendiri seperti seks bebas pada remaja, faktor keluarga seperti kebutuhan ekonomi dan pernikahan yang telah diatur, serta faktor lingkungan tempat individu tersebut tinggal misalnya kultur nikah muda. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2016 di Dusun Wonontoro, Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul diperoleh hasil wawancara pada 10 remaja putri, terdapat 8 dari 10 remaja putri mengatakan sudah mengetahui tentang pernikahan dini, dan 40% dari 8 remaja putri mendukung adanya pernikahan dini dan 60% dari 8 remaja putri mengatakan tidak mendukung adanya pernikahan dini

METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Wonontoro Desa Jatiayu Kecamatan
Pendapat ini juga didukung oleh
Kabupaten Tulang Bawang pada tahun
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik
Sikap Terhadap Pernikahan Dini Di
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call