Abstract

The community has the authority to regulate and resolve the matter themselves according to local aspirations. It is clear that the position of trying to reassert the community is the subject of autonomy is not the object of autonomy. The decentralization policy explicitly also uncover the essence of autonomy as authorities set up and take care of his household. The aim’s to analyze the against public participation in rulemaking. The method of the research is socio legal approach, the data sources used are primary data and secondary data, with analysis in quantitative diskriptif. Results of the research as follows: the participation of youth in the formation of Regulatory Region of Pilkades 50% of respondents indicate a very high participation,. Participation of mothers PKK/dawis high participation 43.54 and the general public towards 35.51% showed very high participation, 60.98% of respondents participated in height and 2.91% of respondents indicating participation is quite high. The participation of notable clerics against Perda Pilkades 42.4% of respondents indicate a very high participation, 46.40% of respondents indicate high participation and 7% of respondents indicating participation is quite high.

Highlights

  • The community has the authority to regulate and resolve the matter themselves according to local aspirations

  • Participation of mothers PKK/dawis high participation 43.54 and the general public towards 35.51% showed very high participation, 60.98% of respondents participated in height and 2.91% of respondents indicating participation is quite high

  • Tim Peneliti Universitas Hasanuddin, 2009, Hasil Penelitian: Esensi Dan Urgensitas Peraturan Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Universitas Hasanuddin bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Makasar

Read more

Summary

Latar Belakang Masalah

Kebijakan desentralisasi di Indonesia menghendaki penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berbasis pada partisipasi masyarakat. Partisipasi menjadi konsep penting karena masyarakat ditempatkan sebagai subjek utama dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Partisipasi masyarakat dalam fungsi ini tidak akan mengancam stabilitas politik dan seyogyanya berjalan di semua jenjang pemerintahan, dan sebagai sarana untuk menampilkan keseimbangan kekuasaan antara masyarakat dan pemerintah sehingga kepentingan dan pengetahuan masyarakat dapat terserap dalam agenda pemerintahan. Peraturan Daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah menempati kedudukan yang sangat penting karena apabila dikembalikan kepada konsep otonomi daerah mengandung arti zelfbestuur (pemerintahan sendiri) dan juga zelfwetgeving (membuat perda-perda). Berdasarkan kewenangan pemerintah daerah terkait dengan otonomi daerah, maka semua kewenangan daerah, baik kewenangan yang menjadi urusan wajib dan urusan pilihan dari masing-masing. Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten/kota, dapat menjadi materi muatan Peraturan Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum.[5].

Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan Pada dasarnya Undang-undang
Struktur dan Pembentukan Sikap
Pengertian
Sikap Anggota DPRD Kabup aten Banyumas Terhadap Pa rtisipasi
Findings
Kesimpulan Peran Dewan Perwakilan Rakyat
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call