Abstract

In the context of religious plurality, interreligious relations need to be positioned within the framework of humanitarian relations, because inter-religious relations which are placed apart from inter-human references result in religion losing its meaning. This article aims to describe the fellowship from the perspective of Christians and Muslims in Masohi. This description is essential because the conflict experiences experienced by the two religious communities in Masohi need to be constructed to build a future of peaceful religions. This study uses a qualitative descriptive approach with the perspective of religious studies. The research concludes that the view of fellowship in the period before and after the conflict in Masohi was that both Christians and Muslims still saw them as brothers and sisters due to cultural bond, pela-gandong.

Highlights

  • Abstrak Dalam konteks kemajemukan agama, hubungan antaragama perlu diposisikan dalam kerangka hubungan kemanusiaan, sebab hubungan antar agama yang diposisikan terlepas dari hubungan lintas kemanusiaan mengakibatkan agama akan kehilangan maknanya

  • interreligious relations need to be positioned within the framework of humanitarian relations

  • apart from inter-human references result in religion losing its meaning

Read more

Summary

Realitas Hubungan Sebelum Konflik

Harus diakui secara umum sebelum konflik sosial 1999 yang terjadi di Ambon hubungan Islam-Kristen di Maluku berjalan harmonis. Hubungan persaudaraan pelagandong ini yang menjadi perekat ikatan persaudaraan Islam-Kristen di Maluku, sehingga walaupun berbeda agama namun Islam-Kristen hidup dalam kedamaian dan keharmonisan baik sosial maupun religius. Masyarakat asli adalah mereka yang berasal dari Pulau Seram dan telah lama menempati wilayah ini, sedangkan masyarakat pendatang adalah masyarakat yang berasal dari daerah sekitar pulau Seram seperti pulau Saparua, pulau Haruku, dan juga kepulauan Kei, tetapi juga dari Buton, Bugis dan Makasar, namun walaupun mayoritas masyarakat beragama Islam, akan tetapi relasi hidup antar umat berbeda agama di Kelurahan Namaelo berlangsung harmonis. Walaupun awalnya mayoritas masyarakat Letwaru adalah Kristen, namun relasi yang terjalin bersama masyarakat Muslim saat itu berlangsung baik, sama seperti yang dialami pada kelurahan lainnya di Kota Masohi. Realitas hubungan masyarakat Islam-Kristen ini merupakan fakta historis yang pernah hidup dalam masyarakat kota Masohi pada sebelum konflik. Masohi sudah sangat lama sejak kota Masohi dibangun, makanya tidak heran kalau Kota ini diberi nama Masohi (gotong-royong)

Realitas Hubungan Pada Saat konflik22
Realitas Hubungan Sesudah Konflik
Orang Sudara
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call