School Environment as Barrier to Effective Academic Performance among Students with Physical Disabilities In Ilorin Metropolis

Abstract

Abstract: Insufficient infrastructural facilities make it difficult for a large number of students with visual and mobility impairment to walk around the campus and attend lectures. Also, fewer than ideal library facilities decrease the amount of study resources that are available to these students. This study investigated the school environment as barrier to effective academic performance among students with physical disabilities in the Ilorin metropolis, Kwara State. The descriptive survey of a correlational type was implemented using purposive sampling for this study. A purposive sampling technique was used to select 98 students in the Ilorin metropolis with physical disabilities, and the whole 98 students participated in this study. The population for the study comprised all secondary school students with physical disabilities in Ilorin metropolis, while 98 students with physical disabilities constituted a sample for the study. A research-designed questionnaire entitled: School Environment Scale was adapted for this study. For academic performance, the academic results of students with physical disabilities in the two core subjects were collected from the school authorities. The data collected were analyzed using percentage for demographic data and research questions, while the null hypothesis formulated were tested at 0.05 level of significance using regression. The findings revealed that most students with physical disabilities had difficulty accessing various areas in the school environment and, as a result, served as a barrier to their effective academic performance. Moreover, an F- value of 4.14 with a p-value of .045 is less than 0.05 significant level. Since the calculated p-value is less than the significant level, the null hypothesis one is rejected. Thus, the school environment significantly hinders effective academic performance among students with physical disabilities in the Ilorin metropolis. Finding also shows that academic performance has a Beta weight (β) of -0.208, t equal to 2.036, p greater than 0.05. Based on the result, it could be seen that poor academic performance among students with physical disabilities has a significant relationship with the school environment. Based on the findings, it was recommended that school owners should structure their school environment so that students with physical disabilities will have easy access to different facilities. There is a need for School Counsellors to organize group and individual counseling services for students with physical disabilities to expose them to good study habits in order to achieve success academically. Abstrak: Fasilitas infrastruktur yang kurang memadai mengakibatkan banyak siswa dengan gangguan penglihatan dan gangguan mobilitas mengalami kesulitan dalam berjalan di sekitar area kampus dan menghadiri perkuliahan. Selain itu, kurang idealnya fasilitas perpustakaan juga mengurangi sumber belajar bagi siswa-siswa tersebut. Penelitian ini menelusuri penghalang prestasi akademik untuk siswa dengan disabilitas dari faktor lingkungan sekolah di Kota Metropolis Ilorin, Kwara. Penelitian survei deskriptif ini menggunakan korelasi analisis dan teknik pengambilan sampel non-probabilitas. Teknik pengambilan sampel non-probabilitas digunakan untuk memilih 98 siswa dengan disabilitas fisik yang berasal dari Kota Metropolis Ilorin sebagai subjek pada penelitian ini. Sedangkan, populasi untuk penelitian ini adalah semua siswa sekolah menengah yang memiliki disabilitas fisik di Kota Metropolis Ilorin. Penelitian ini mengadaptasi kuesioner penelitian dari School Environment Scale. Sementara, prestasi akademik siswa dinilai dari data hasil belajar siswa pada dua mata pelajaran inti yang didapat dari pihak sekolah. Data demografi yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan analisis persentase bersama dengan data yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian. Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan tes regresi pada 0.05 signifikansi. Dari proses data analisis, kami mengetahui bahwa mayoritas dari siswa yang memiliki disabilitas menghadapi kesulitan dalam mengakses beberapa area sekolah, sehingga hal tersebut menjadi penghalang untuk menggapai prestasi akademik bagi mereka. Lebih lanjut, hasil analisa kami juga menunjukkan nilai F 4.14 dan nilai p .045 yang lebih rendah dadi 0.05 signifikansi. Sehingga, hipotesis nol ditolak karena hasil nilai p yang lebih rendah dari tingkat signifikansi. Oleh karena itu, lingkungan sekolah secara signifikan menghambat pencapaian prestasi akademik para siswa dengan disabilitas fisik di Kota Metropolis Ilorin. Hasil analisa kami juga menunjukkan bahwa prestasi akademik memiliki Beta (β) 0.208, t setara dengan 2.036, dan p lebih besar dari 0.05. Hasil tersebut mengindikasi bahwa lemahnya prestasi akademik dari siswa dengan disabilitas fisik mempunyai hubungan yang signifikan dengan lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, pihak sekolah disarankan untuk mengubah struktur lingkungan sekolah mereka agar para siswa dengan disabilitas fisik dapat memiliki akses yang mudah di lingkungan sekolah. Selain itu, konselor sekolah juga disarankan untuk mengadakan konseling grup dan individu untuk para siswa dengan disabilitas fisik. Program konseling tersebut diharapkan dapat membantu pada siswa dengan disabilitas membangun kebiasaan belajar untuk menggapai kesuksesan akademik.