Abstract

The Book of Candrarini is an ethic didactical book for women in polygamist system, for the eternity of her marriage. It was a disgrace that a woman divorced. This book was the masterpiece of it’s era, written in 1860 in the glory of feodalism in Surakarta, where the authority, high officials and the very peoples did polygamy. That is why His Majesty Paku Buwana IX had Ranggawarsita to write an ethic didactic for women, with the five wives of Arjuna as the model: three princesses and two daughters of priest with very nice performance and gentle behaviour. They lived in harmony, devoted to their husband. The ethic didactic was a catharsis for women in concubine. This research observes Candrarini from its own internal aspects as literary, religious, historical, political, sociological and psychological aspect. The result is : Beauty of a woman does not lie so much in her external appearance as in her internal virtues like modesty, chastity, compassion, service and refined manners. That is the way to save and preserve the eternity of marriage’s life. The ethic is always up to date, everlasting, eternal.

Highlights

  • Serat Candrarini merupakan sebuah karya sastra Jawa dari abad XIX, tepatnya ditulis pada hari Kamis tanggal 7 Jumadilakhir, mangsa keenam, tahun Be 1792, seperti yang tersebut dalam kolofon, pupuh I, Sinom, bait 1, yang berbunyi sebagai berikut: wanita dalam bentuk tembang, yang ditulis pada hari Kamis tanggal 7 Jumadilakir, masa ke enam, tahun Be 1792

  • They lived in harmony

  • didactic was a catharsis for women in concubine

Read more

Summary

Pendahuluan

Serat Candrarini (selanjutnya SCR) merupakan sebuah karya sastra Jawa dari abad XIX, tepatnya ditulis pada hari Kamis tanggal 7 Jumadilakhir, mangsa keenam, tahun Be 1792, seperti yang tersebut dalam kolofon, pupuh I, Sinom, bait 1, yang berbunyi sebagai berikut: wanita dalam bentuk tembang, yang ditulis pada hari Kamis tanggal 7 Jumadilakir, masa ke enam, tahun Be 1792. Demikian halnya dengan SCR bila ditilik dari rasa bahasanya, pemilihan kosa katanya yang indah-indah, ndakik-dakik, terkadang hanya untuk memenuhi estetika bahasa atau mengejar bunyi aliterasi (purwakanthi sastra) dan asonansi (purwakanthi swa ra), sehingga seringkali sulit dimengerti arti maksudnya. Penelitian tentang SCR secara mendalam kiranya perlu diadakan, mengingat isinya yang mendeskripsikan model wanita idaman (Jawa), yang melukiskan kecantikan wajah serta sex appeal-nya, dan budi pekerti yang luhur dari para isteri Arjuna dengan pengabdian yang tulus Ini merupakan pesan dari sang Raja PB IX kepada para wanita yang dimadu, agar tetap langgeng kehidupan perkawinannya. Dan seyogyanya baik pria dan wanita juga menyadari bahwa perkawinan adalah sesuatu yang sakral, dengan tujuan mengembangkan keturunan yang lebih baik kualitasnya, dunia dan akhirat, sehingga tidak sepantasnya kalau hanya menuntut kepuasan diri masing-masing secara duniawi atau jasmani saja. Oleh karena itu di sini akan dicoba mengupas tuntas makna teks Serat Candrarini itu dari segi simbolis, filosofis: historis sosiologis dan politis, religius, dan psikologis

Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Naskah Dan Pengarang
Memahami Serat Candrarini
Telaah Serat Candrarini Dari Unsur-Unsur Yang Dimiliki
Sastra Anak Zaman
Tinjauan Religius Atas Kedudukan Wanita
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call