Abstract

Balinese traditional architecture’s form and character are associated to its culture, custom and religious system of the Balinese. Traditional Balinese house as part of the Nusantara Architecture are inherited from our ancestors and have become the evident of our history. Tri Hita Kharana is the concept which reflect a close relationship between the Balinese with the nature and the God, which become the foundation of traditional setllement in Bali Aga vilages, thus it also become the main concept in preserving Balinese traditional architecture. The unique character of traditional house in desa Pedawa formed by people’s belief of their ancestor; their tradition as palm sugar maker; their nature and surrounding areas; and their way of life. This research aimed to discover the important factor from this traditional house which preserve this house to this moment. Case study method includes field observation, interview and historical study with the use of descriptive analysis has presented that Sanggah Kemulan Nganten and Pelangkiran are the two most important factors in preserving the traditional house in Desa Pedawa. Keywords: traditional house, Pelangkiran, Sanggah Kemulan Nganten

Highlights

  • Balinese traditional architecture's form and character are associated to its culture

  • Traditional Balinese house as part of the Nusantara Architecture are inherited from our ancestors

  • the concept which reflect a close relationship between the Balinese with the nature

Read more

Summary

Pendahuluan

Pertambahan penduduk yang menyebabkan perubahan demografi merupakan masalah yang sangat umum terjadi di negara-negara berkembang. Broadbent (1973) menyatakan bahwa ekspresi karakteristik dari sebuah budaya setempat yang meliputi norma, nilai-nilai, pola tingkah laku, artefak serta aktifitas sebuah karya arsitektur diwujudkan dalam sebuah rumah tinggal tradisional. Dari semua penelitian yang pernah dilakukan di Desa Pedawa, tidak satupun yang berkaitan dengan arsitektur rumah tradisional yang ada pada desa ini. Rumah tinggal tradisional di Desa Pedawa ini memiliki keunikan tersendiri baik dari bentuk, bahan bangunan serta pola dan fungsi ruang pada rumah ini. Pada setiap rumah tradisional selalu memiliki sebuah tempat suci yang letaknya di luar rumah dan berada di hulu rumah yang terbuat dari bambu disebut dengan Sanggah Kemulan Nganten yang berarti tempat suci untuk memuja leluhur dan Batara batari bagi keluarga yang sudah menikah. Disini dapat dilihat bahwa rumah tinggal tradisional memiliki keunikan yang sangat mengutamakan kegiatan persembahyangan terhadap leluhur dan DewaDewi yang berstana pada Pura-Pura suci Dang Kahyangan yang ada di Bali. Tulisan ini bertujuan untuk meneliti bagaimana perubahan yang terjadi pada rumah tinggal tradsional di Desa Pedawa; permasalahan apa saja yang timbul akibat perubahan tersebut; faktor-faktor penyebab perubahan; serta mampu menentukan faktor terpenting bagi keberlangsungan rumah tinggal tradisional Desa Pedawa hingga masih bisa bertahan sampai saat ini

Bahan dan Metode
Sekilas tentang Desa Pedawa
Kajian Rumah Tinggal Tradisional Desa Pedawa
Yang Berubah dan Yang Dipertahankan
Simpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call