Abstract

Seorang hamba mengikuti tuannya. Malkhus, yang terputus telinganya, mengikuti imam besar lama yang buta dan tuli. Ular yang sering menjadi gambaran setan adalah hewan yang tidak memiliki telinga. Demikianlah keturunan ular mengikuti bapanya. Ketika pada hari kebangkitan Tuhan Yesus, imam-imam kepala ini menyuap serdadu-serdadu untuk berbohong akan peristiwa kebangkitan tersebut. Mereka yang fasih akan Taurat justru melanggar Taurat yang dengan jelas mengatakan bahwa suap membuat buta mata orang yang melihat atau yang bijaksana. Salah satu karakteristik kita yang melayani imam besar yang benar adalah pemakaian telinga kita. Kristus mengatakan berbahagialah telinga yang mendengar.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.