Abstract

This article suggests some common opinions on Muslim’s worldview, which became the center of contention. This gives rise to perspective which states that the religion participation in government will bring the world of politics into the arena of theo-centrism that ends in authoritarianism. The research is qualitative, based on library research. The approach used is descriptive critical analysis. It aims to describe factual dynamics on Indonesian social-politic from philosophical point of view. The research finds that, on the second half of twentieth century, Nurcholish Madjid’s renewal idea on Islamic political thought (secularization) gets a variety of responses. Madjid suggested the need to separate religion from social-politic arena with his slogan, ‘Islam Yes, Islamic party No’. The basis of the idea is built on the concept of rationality as the main authority in the social science paradigm. Ideas or dogma, meanwhile, is part of historical development which has to be submissive to conditions that always change. Everything that “exist” has to change, the only absolute one is the change itself.

Highlights

  • This article suggests some common opinions on Muslim's worldview

  • which became the center of contention

  • This gives rise to perspective which states that the religion participation in government will bring the world of politics

Read more

Summary

Imron Mustofa

20) Tidak berbeda, Madjid menggambarkan etimologi sekular sebagai kata Latin yang berarti dunia, dengan sinonimnya mundus. Bahwa meskipun dalam permulaan sejarah penggunaannya, kata sekular berdenotasi negatif, rendah dan hina, namun lama kelamaan pengertian yang negatif itu dalam dunia pemikiran Barat telah berkurang bahkan lenyap. Sekularisasi mengandung pengertian; “pembebasan,” yaitu, suatu yaitu pembebasan dari sikap penyucian yang tidak pada tempatnya. Fenomena ini tentu menarik untuk dikaji secara komprehensif, dalam rangka menemukan ada-tidaknya benang merah yang mengikat sekularisasi Madjid dengan ide-ide pemikir “Barat” modern yang ada sebelum dan sesudah Madjid, khususnya pemikir Islam liberal di Indonesia. Dalam artikel ini penulis akan mengelaborasi sejarah singkat, pola pikir, ide dasar pemikiran Madjid dan pengaruhnya pada retorika tulisan cendekiawan Muslim setelahnya, khususnya tokoh-tokoh liberal di Indonesia pada paruh akhir abad ke-20. Sistematika penelitian ini diawali dari pelacakan sumber-sumber primer berupa karya utama dari tokoh yang dikaji, untuk kemudian dibandingkan dan kontraskan dari pelbagai sudut pandang, dalam ruang lingkup filosofis

Hasil dan Pembahasan Integrasi Politik
Asumsi Agama
Daftar Pustaka
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call