Abstract
Resensi Buku: Crippled Grace: Disability, Virtue Ethics, and the Good Life
Highlights
GAMBARAN UMUM BUKUShane Clifton adalah seorang teolog Australia dan pernah menjabat sebagai Dekan Teologi di Alphacrucis College. Dalam dunia akademis, ia mengajar tradisi etika kebajikan gereja (Thomas Aquinas hingga Alasdair MacIntyre) namun setelah kelumpuhannya akibat cedera pada tulang belakang (quadriplegia) ia kemudian merefleksikan pandangan mereka melalui pengalaman disabilitas yang dialaminya dalam buku Crippled Grace.
Shane Clifton adalah seorang teolog Australia dan pernah menjabat sebagai Dekan Teologi di Alphacrucis College..
Ia mengajar tradisi etika kebajikan gereja (Thomas Aquinas hingga Alasdair MacIntyre) namun setelah kelumpuhannya akibat cedera pada tulang belakang (quadriplegia) ia kemudian merefleksikan pandangan mereka melalui pengalaman disabilitas yang dialaminya dalam buku Crippled Grace.
Summary
Shane Clifton adalah seorang teolog Australia dan pernah menjabat sebagai Dekan Teologi di Alphacrucis College. Dalam dunia akademis, ia mengajar tradisi etika kebajikan gereja (Thomas Aquinas hingga Alasdair MacIntyre) namun setelah kelumpuhannya akibat cedera pada tulang belakang (quadriplegia) ia kemudian merefleksikan pandangan mereka melalui pengalaman disabilitas yang dialaminya dalam buku Crippled Grace. Shane Clifton adalah seorang teolog Australia dan pernah menjabat sebagai Dekan Teologi di Alphacrucis College.. Ia mengajar tradisi etika kebajikan gereja (Thomas Aquinas hingga Alasdair MacIntyre) namun setelah kelumpuhannya akibat cedera pada tulang belakang (quadriplegia) ia kemudian merefleksikan pandangan mereka melalui pengalaman disabilitas yang dialaminya dalam buku Crippled Grace. Buku ini setidaknya membahas tiga bidang studi, yakni: tradisi kebajikan, studi disabilitas, dan teologi Kristen. Buku ini tidak hanya ditujukan kepada orang Kristen saja tetapi juga mereka yang menyebut diri agnostic dan ateis. Tulisannya sangat kental diwarnai oleh pemikiran Aquinas (yang tidak terlepas dari filsafat Aristoteles) yang mengasumsikan teleologi dalam tradisi Kristen dan teologi anugerah. Clifton menyebut anugerah itu “crippled grace” sebagai upaya menggambarkan karunia Allah bagi penyandang disabilitas fisik.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have