Abstract

Abstrak: Anggota keluarga kasus tuberkulosis (TB) BTA positif sangat rentan tertular karena sulit menghindari kontak. Namun kesadaran untuk melakukan deteksi dini masih rendah. Rendahnya perilaku deteksi dini berdampak pada rendahnya angka cakupan penjaringan suspek TB dan cakupan penemuan kasus baru di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan rasio kontak serumah yang melakukan pemeriksaan dahak dalam rangka deteksi dini penyakit TB paru, serta menganalisis pengaruh persepsi kontak tentang penyakit TB paru dengan perilaku deteksi dini. Penelitian ini adalah cross sectional analitik. Populasi adalah seluruh anggota keluarga kasus TB paru BTA positif yang tercatat pada register pengobatan TB Puskesmas I Denpasar Selatan tahun 2010 sampai dengan triwulan I tahun 2012. Besar sampel adalah 110 responden dengan rincian 49 sampel pernah melakukan deteksi dini dan 61 sampel tidak pernah melakukan deteksi dini. Analisis data dilakukan dengan cara univariat, bivariat (chi square) dan multivariat dengan cox regression. Proporsi kontak serumah yang melakukan deteksi dini sebesar 22,55% dengan rasio jumlah kasus dengan jumlah kontak yang melakukan deteksi dini adalah 1:1,2. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa persepsi kerentanan dan ancaman berpengaruh terhadap perilaku deteksi dini. Analisis multivariat dengan regresi cox metode enter, tidak ada faktor determinan yang berpengaruh secara bersama-sama terhadap perilaku deteksi dini. Rendahnya perilaku deteksi dini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya persepsi kerentanan kontak terhadap penyakit TB paru. Kesadaran untuk melakukan deteksi dini penyakit TB paru pada kontak perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang risiko penularan dan gejala penyakit TB paru.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call