Abstract

Indonesia is a plurality country which is indicated by the diversity of ethnicities, races, customs, languages, and religions. Plurality, including religion, can have implications for cooperation but also conflict. The facts show that the plurality of religions in Indonesia is in trouble. But inherently, all religions, including Hinduism, also have values that can overcome the problem of plurality, which is hidden in its theological concepts. This study aims to explore the Brahman and Ātman in the Īṣāvasya Upaniṣad ontologically and its relevance to the plurality of religions in Indonesia. This research is library research using a qualitative approach. The material objects of the research are Brahman and Ātman in the Īśāvasya Upaniṣad. Data collection in this study was carried out through document studies on primary and secondary data sources. Data analysis in this study used methodical steps of descriptive, interpretative, and holistic analysis. The results showed that the study of Brahman and Atman was ontologically described in several categories, including substance, quantity, quality, place, time, position, ownership, and action. In addition, this study contains value concepts relevant to religious plurality, including kinship, tolerance, harmony, divinity, holiness, nobility, brotherhood, empathy, love, and mutual respect.

Highlights

  • Fakta Indonesia adalah pluralitas ditunjukkan dengan kenyataan keragaman suku, ras, adat-istiadat, bahasa dan juga agama

  • Di dalam ayat I Īśāvasya Upaniṣad yang menjelaskan mengenai eksistensi Brahman yang bersifat melingkupi semesta, Īśāvāsyam idaṁ sarvam yat kiṁ ca jagatyāṁ jagat”, yang bermakna (Know That) all this, whatever moves in this moving world, is enveloped by God) (Radhakrishnan, 1968:567)

  • Ri’ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 2(01), 1

Read more

Summary

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian terdahulu terkait dengan Brahman dan Ātman pada kitab Īśāvasya Upaniṣad telah dilakukan oleh akademisi, antara lain: Pertama, buku karya Sri Aurobindo, berjudul ‘Īśhā Upaniṣad’ (Pondicherry, Sri Aurobinda Ashram Press, 2003). Perbedaan penelitian ini dengan buku karya Radhakrishnan ini terletak pada upaya untuk mengaitkan gagasan-gagasan penting mengenai Brahman dan Ātman di dalam Īśā Upaniṣad dan relevansinya dengan pluralitas agama, khususnya di Indonesia. Adnyana di dalam penelitiannya juga memberikan penjelasan tambahan tentang ajaran Teologi Hindu di dalam kitab Iśā Upaniṣad, dimana diuraikan mengenai sifat-sifat dari Iśā antara lain: Esa, tak terpikirkan, sumber segala sesuatu, berada di mana-mana, Ātman, sambhūti dan asambhūti. Bila kajian Adnyana lebih bersifat umum yakni jabaran tentang kitab Īśā Upaniṣad, maka yang membedakan dengan penelitian adalah: 1) penelitian ini lebih fokus pada tema Brahman (Tuhan) dan ātman dalam kitab Īśāvasya. Menilik beberapa hasil penelitian pada kajian pustaka di atas, dapat dinyatakan bahwa penelitian ini menunjukkan adanya kebaruan (novelty) pada aspek kajian dan temuannya, setidaknya dua hal, yaitu: pertama, hakikat ‘ada’ Brahman dalam Īśāvasya Upaniṣad yang dijabarkan melalui kategori ontologis Aristoteles (categories of being), meliputi ketegori: 1) substansi, 2) kuantitas, 3) kualitas, 4) waktu, 5) ruang, 6) posisi, 7) kepemilikan, dan 8) tindakan. Konsep nilai atas kajian ontologis Brahman dan Ātman yang memiliki relevansi dengan pluralitas agama di Indonesia

KERANGKA TEORI
Kategori Ontologi
Ontologi Brahman dan Ātman
METODE PENELITIAN
Īśāvasya Upaniṣad
Kesatuan Brahman dan Kosmos
Brahman Yang Terwujud dan Tidak Terwujud
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call