Abstract

This study discusses the reconstruction of eco-etimon culinary culture in the Malay community of Tanjung Pura. The aim of this study was to find out the eco-etymon reconstruction of culture in spicy pulp ingredients, their lingual forms and proto reconstruction of the spicy pulp ingredients. This research uses descriptive qualitative methods. The data of this study are words contained in the spicy porridge ingredients of Tanjung Pura Malay community, as well as data obtained from interviews. Then some lexicon of spicy porridge from Karo, and Aceh. Data is collected by note-taking technique, which is to record ingredients from spicy porridge and interviews with informants around the data source. The data analysis technique in this study was carried out by collecting lexicons of spicy pulp, reconstructing the lexicon and the function of spicy pulp, interviewing informants about the existence of the lexicon. Then compare the pattern of sound changes (reconstruction implications) of several lexicons in spicy porridge ingredients. The results of the analysis indicate that the encoding of spicy porridge ingredients by Tanjungpura Malay ancestors in the form of lexicalisation and grammaticalisation is included in compound words and expression metaphors. The reconstruction of language forms and functions of spicy porridge ingredients. BA, BK, and BM have reconstruction based on the type of sound change.

Highlights

  • Penelitian ini membahas tentang rekonstruksi eko-etimon budaya kuliner dalam masyarakat Melayu Tanjung Pura

  • This study discusses the reconstruction of eco-etimon culinary culture in the Malay community of Tanjung Pura

  • The aim of this study was to find out the eco-etymon reconstruction of culture in spicy pulp ingredients, their lingual forms and proto reconstruction of the spicy pulp ingredients

Read more

Summary

LANDASAN TEORI Ekolinguistik

Pisau bedah yang digunakan untuk mengkaji masalah bahasa dan ekologi adalah ekolinguistik. Melalui ekolinguistik akan menjelaskan fenomena bahasa dengan parameter ekologi. Dijelaskan bahwa ekologi bahasa adalah ilmu yang mempelajari interrelasi antara bahasa yang ada dalam kognitif manusia dan dalam komunitas yang multilingual. Ekolinguistik sebagai cabang ilmu linguistik yang mengembangkan hubungan antara bahasa dan ekologi yang telah didirikan dengan cara yang berbeda dan dengan menggunakan pendekatan, dan metode yang berbeda pula (JOrgensen dan Bendoricchio, 2001). Keberagaman atau kebervariasian bentuk leksikon, bentuk gramatika, bentuk teks, budaya dengan ekologinya, mencerminkan interaksi atau relasi suatu bahasa dan ekologinya. Kita dapat mengonstruksikan pengalaman atau mengekspresikan atau mengklasifikasikan dunia nyata yang ada di sekitar kita. Melalui bahasa akan tergambar cara berpikir seseorang tentang sesuatu yang ada dalam dunia nyata termasuk budaya. Perbedaan pengkodean dapat dilihat pada tingkat kekayaan leksikon, gramatikal, teks, dan budaya

Linguistik Historis Komparatif
METODE PENELITIAN
Daun kunyit juga memiliki manfaat sebagai antioksidan’
PENUTUP Simpulan

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.