Abstract

Channa striata atau yang dikenal dengan ikan gabus adalah ikan air tawar yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, khususnya kandungan albuminnya untuk penyembuhan luka. Jenis ikan air tawar lain yang diduga memiliki potensi albumin selain ikan gabus adalah ikan toman (Channa micropeltes) dan ikan betutu (Oxyeleotris marmorata). Penelitian ini bertujuan menentukan profil protein albumin pada ikan gabus, toman, dan betutu. Metode yang dilakukan yaitu ekstraksi protein, pengukuran kadar protein serta identifikasi profil protein dengan SDS-PAGE. Pengukuran kadar protein dilakukan pada ekstrak ikan segar, rebus, dan setelah pemurnian dengan presipitasi amonium sulfat. Kadar protein pada ekstrak ikan gabus segar 11,62±0,17 mg/g, rebus 6,28±0,57 mg/g dan murni 105,23±0,44 mg/g. Kadar protein ekstrak ikan toman segar 10,47±0,17 mg/g, rebus 8,19±0,33 mg/g dan murni 42,76±1,65 mg/g. Kadar protein ekstrak ikan betutu segar 4,47±0,33mg/g, rebus 2,95±0,17 mg/g dan murni 54,09±0,16 mg/g. Profil protein albumin pada ikan gabus, toman dan betutu memiliki bobot molekul 50-52 kDa.

Highlights

  • Protein merupakan suatu zat makanan yang penting bagi tubuh karena protein memiliki fungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur

  • This study aims to determine the protein albumine profile in snakehead, toman, and betutu fish

  • The albumin profile in snakehead, toman and betutu fish has predicted with a molecular weight of 50-52 kDa

Read more

Summary

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gabus, ikan toman, dan ikan betutu dari Ciawi, Bogor, Jawa Barat, serta ekstrak komersial ikan gabus dari Semarang, Jawa Tengah. Toman, dan betutu segar ditimbang bobot utuhnya kemudian dilakukan proses preparasi. Pencucian, dan penimbangan proporsi bagian tubuh masing-masing ikan. Daging ikan yang digunakan telah bersih dari kulit dan bagian tubuh lainnya kemudian disimpan dalam freezer pada suhu -20°C untuk analisis selanjutnya. Ekstrak daging sebanyak 100 mL disaring menggunakan kain belacu sebagai sampel segar. Ekstrak sisanya direbus dalam waterbath suhu 60 C selama 25 menit, kemudian disaring dengan kain belacu. Filtrat segar dan hasil perebusan masing-masing disentrifugasi dengan kecepatan 5.000 g selama 20 menit pada suhu 4 °C. Filtrat (ekstrak kasar) selanjutnya dimasukkan dalam botol dan disimpan dalam freezer pada suhu -20 °C untuk analisis selanjutnya

Pemurnian ekstrak dengan presipitasi menggunakan amonium sulfat
Analisis Data
Precipitated extract
Protein Type
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call