Abstract

One type of the Amorphophallus genus that has high economic value is Amorphophallus Muelleri, which is known as the local name Porang. Porang tubers are used to obtain glucomannan which is widely used in the drug industry. Currently, many porang tubers come from the forest and have not been widely cultivated. In Lombok island of, several species of Amorphophallus spp are found. Therefore, a preliminary study of the habitat information of Amorphophallus spp. in East Lombok is urgently needed, especially in the Kokok Tojang sub-watershed. This study aims to determine the habitat of Amorphophallus spp based on actual and potential existence data. The method used in this study is a purposive sampling method, namely by looking for actual and potential locations where Amorphophallus spp. In this study, two types of Amorphophallus were found, namely A. paeoniifollius and A muelleri. Habitat characteristics of Amorphophallus spp described by soil and microclimate parameters. Soil parameters include soil moisture (15-70% and an average of 28.5%); Soil temperature (24-29 oC), soil fertility (ideal) soil texture (clay clay, sandy loam, and dusty clay), conductivity (0.07 – 0.52 mS/cm). Microclimate parameters measured include temperature (19.4 – 30.3oC), humidity (64.4% – 81.4%), light intensity (60.3 – 22526.8 lux).

Highlights

  • Amorphophallus spp. merupakan jenis tanaman herba yang termasuk ke dalam Famili Araceae dan dari kelas Monocotyledoneae

  • Parameter Mikroklimat yang diukur meliputi suhu (19.4 – 30.3oC), Kelembaban (64.4% – 81.4%), intensitas cahaya

  • Pusat Penelitian dan Pengembangan (2015), Tanaman Porang: pengenalan, budidaya dan pemanfaatannya, LitBang: Bogor

Read more

Summary

Waktu dan lokasi penelitian

Sub DAS Kokok Tojang terletak dengan menggunakan kuesioner dan wawancara pada ketinggian 0 – 500 mdpl, melintasi secara langsung. Untuk membantu dalam melakukan survei musim kemarau sehingga banyak populasi lokasi, hal pertama yang dilakukan adalah Amorphophallus spp. yang telah memasuki fase membagi wilayah Sub DAS Kokok Tojang dorman. Setiap blok dikonversi di sekitar lokasi penelitian, diantaranya adalah menjadi titik koordinat yang dapat dibaca dengan pencari kayu, penggembala, pencari rumput atau alat Global Positioning System (GPS) untuk siapa saja yang direkomendasikan oleh mengarahkan eksplorasi di lapangan. 3. Pengumpulan data Pengukuran data ekologi dilakukan dengan menggunakan metode Purposive sampling, yaitu dengan mencari lokasi aktual dan potensial di mana Amorphophallus spp. ditemukan. Dan selanjutnya dilakukan pengukuran mikroklimat menggunakan Data Logger, khusus untuk parameter cahaya dan suhu, sedangkan kelembaban diukur mengguanakan alat weather station. Pengukuran parameter tanah seperti suhu, kelembaban tanah, pH diukur menggunakan Soil Tester. Tahapan pengukuran fraksi tanah dilakukan menggunakan saringan, botol, dan air. Setelah diendapkan akan diperoleh perbandingan fraksi pasir, debu dan liat, dan selanjutnya dianalisis menggunakan segitiga tekstur tanah (Friyandito, 2021)

Analisis data
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Habitat pertumbuhan daun dan kondisi kering diperlukan
Kebon idik
Sub DAS Kokok Tojang
Karakteristik habitat ditemukannya
Findings
Ucapan terima kasih
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call