Abstract

ABSTRAK Potensi pertambangan nikel di Indonesia tersebar dari Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan sumber daya dan cadangan biji nikel laterit sebesar 4,2 milyar ton. Dampak negatifnya adalah dihasilkan limbah dari pengolahan bijih nikel yaitu terak (slag) dalam jumlah besar dan jika tidak dilakukan pengelolaan dengan baik, maka akan mengancam lingkungan sekitar pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis SWOT kelayakan terak nikel yang dihasilkan oleh PT. Vale Indonesia Tbk menjadi sebuah produk energi alternatif dalam bentuk baterai dengan metode mengambil sampel terak dari ke-5 lokasi pada Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Delaney, PT Vale Indonesia Tbk. Selanjutnya, sampel terak dihaluskan sampai mencapai ukuran 100 mesh dan diberikan empat perlakuan elektrolit yaitu kering, air distilasi, hidrogen klorida (HCl), dan natrium hidroksida (NaOH). Setiap sampel terak yang telah diberikan perlakuan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah (sel) dengan ukuran 10x10x2 sentimeter kemudian memasukkan plat elektroda tembaga (Cu) dan seng (Zn) pada sisi sel yang berlawanan. Eksperimen terhadap 20 sel baterai menghasilkan data tegangan rata-rata tertinggi sebesar 1,28 Volt dengan arus rata-rata tertinggi sebesar 57,34 miliAmpere. Perlakuan yang paling efektif adalah dengan penambahan natrium hidroksida (NaOH) ke dalam baterai terak. Unsur yang berpengaruh dalam menghasilkan tegangan dan arus tertinggi adalah besi (Fe) dan senyawa oksida sulfat (SOx). Sel baterai terbukti dapat menyimpan energi listrik sebesar 0,1–24 kali arus dan tegangan awal melalui proses pengecasan sehingga disimpulkan bahwa baterai terak dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk alat elektronik berdaya rendah. Kata kunci: Terak nikel, Energi alternatif, Limbah, Baterai terak, Vale Indonesia ABSTRACT Nickel mining potential in Indonesia spreads from Sulawesi Island, Maluku, and Papua with resources and reserves of nickel laterite of 4.2 billion tons. The negative impact is that large amounts of waste are generated from nickel ore processing, namely slag and if not managed properly, it will threaten the environment around the mining. This study aims to conduct a SWOT (Strenght, Weakness, opportunity, Treat) analysis of the feasibility of nickel slag produced by PT. Vale Indonesia Tbk becoming an alternative energy production in the form of batteries by taking samples of slag from five locations at the Delaney Temporary Storage (TPS) of PT Vale Indonesia Tbk. Furthermore, the slag sample was pulverized until it reached a size of 100 mesh and given four electrolyte treatments; Dry, distilled water, hydrogen chloride (HCl), and sodium hydroxide (NaOH). Each slag sample that has been treated is then put into a container (cell) with a size of 10x10x2 centimeters then inserts the copper (Cu) and zinc (Zn) electrode plates on the opposite side of the cell. Experiments on 20 battery cells resulted in the highest average voltage data of 1.28 Volts with the highest average current of 57.34 milliamperes. The most effective treatment is the addition of sodium hydroxide (NaOH) into the slag battery. The elements that influence the production of the highest voltage and current are iron (Fe) and sulfate oxide (SOx) compounds. Battery cells are proven to be able to store electrical energy of 0.1–24 times the initial current and voltage through the charging process so it is concluded that the slag battery can be used as an alternative energy source for low-power electronic devices. Keywords: Nickel slag, Alternative energy, Waste, Battery slag, Vale Indonesia

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.