Abstract

<em><span>Cutibacterium acnes</span></em><span>, merupakan salah satu mikroorganisme permanen pada permukaan stratum korneum, dimana populasinya mewakili 20-70% dari mikroorganisme yang banyak ditemukan pada kondisi muka berjerawat. Pembentukan biofilm dari mikroorganisme ini merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan obat anti jerawat tidak efektif dalam bekerja. <em>Strobilanthus crispus</em> (keji beling) merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi cukup tinggi dalam pengobatan tradisional, khususnya sebagai antibakteri. Penelitian ini akan menguji kemampuan ekstrak etanol daun keji beling sebagai antibakteri dan antibiofilm terhadap bakteri <em>Cutibacterium acnes</em>. Ekstrak etanol daun keji beling di dapatkan dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Metode Difusi Sumuran dengan Diameter Hambat Pertumbuhan (DHP) sebagai parameter pengukuran digunakan sebagai metode pengujian untuk aktivitas antibakteri. Ekstrak etanol daun keji beling pada konsentrasi 50% memberikan DHP 7,21 ± 0,103 mm. Aktivitas antibiofilm diuji dengan menggunakan metode mikrodilusi pada rentang konsentrasi ekstrak 0,06 % - 30%. Hasil menunjukkan 1,88% ekstrak etanol daun keji beling telah mampu memberikan persentase penghambatan pembentukan biofilm sebesar 98,23 ± 0,230%, dimana hasil ini menunjukkan hasil yang tidak berbeda dengan klindamisin 10µg/100µL. Skrinning fitokimia yang dilakukan pada ekstrak etanol daun keji beling menunjukkan adanya flavonoid, alkaloid dan tanin, yang di duga menunjukkan potensi sebagai antibiofilm.</span>

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call