Abstract

Pengetahuan tentang pengobatan hendaknya dapat diketahui oleh semua masyarakat termasuk masyarakat disabilitas tuli. Meningkatnya pengobatan sendiri oleh masyarakat dapat mengakibatkan risiko penggunaan obat yang salah dan terapi tidak rasional apabila tidak dibekali pengetahuan yang memadai. Tingginya angka pengobatan sendiri dari masyarakat ini disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat yang baik dan benar, kurangnya informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan, maupun kurangnya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mencari informasi melalui sumber informasi yang tersedia. Program DAGUSIBU hadir sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menggunakan dan mengelola obat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Metode yang digunakan adalah merode kuantitatif dengan rancangan quasi experimental with one group pre and post test design dengan metode active and participatory learning. Peningkatan Pengetahuan Tentang Penggunaan dan Pengelolaan Obat Yang Rasional Melalui Penyuluhan Dagusibu kepada masyarakat disabilitas tuli telah terlaksana dengan baik, jumlah peserta keseluruhan sebanyak 44 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rentan usia terbanyak 30-50 tahun sebanyak 61,36 %, Tingkat Pendidikan rata-rata SMP (40 %) atau sebanyak 18 orang. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan telah meningkatkan pengetahuan peserta dari yang sebelumnya sebesar 4,55 % dan setelah kegiatan meningkat menjadi 45,45 % .

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call