Abstract

Penggunaan true shallot seed (TSS) sebagai bahan tanam masih rendah karena ketersediaannya sedikit dan teknik budidaya belum dikembangkan. Produksi TSS di dataran rendah menjadi alternatif karena sebagian besar bawang merah di Indonesia diproduksi di dataran rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu TSS di dataran rendah. Penelitian dilakukan di dataran rendah Subang (100 mdpl) dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Institut Pertanian Bogor. Bahan tanaman yang diperlukan adalah umbi bawang merah varietas Bima yang divernalisasi tiga minggu pada suhu 10°C. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dua faktor yang diulang empat kali. Faktor pertama adalah dosis P2O5 (0, 100, 200, 300, 400 kg ha-1) dan faktor kedua adalah dosis K2O5 (0, 50, 100, 150, 200 kg.ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian P dengan dosis 400 kg ha-1 mampu meningkatkan daya berkecambah, indeks vigor dan potensi tumbuh maksimum TSS. Peningkatan pupuk K tidak berpengaruh terhadap semua parameter pembungaan kecuali jumlah bunga per tanaman dan persentase pembentukan kapsul. Pemberian 50 Kg K2O ha-1 mampu meningkatkan jumlah bunga per tanaman hingga 70.9 kuntum, sementara pemberian 200 kg K2O ha-1 mampu meningkatkan persentase pembentukan kapsul sebesar 54.82%. Kombinasi pemberian dosis 400 kg P2O5 ha-1 dan K 200 Kg ha-1 mampu meningkatkan daya berkecambah sebesar 74.7 % dan indeks vigor dengan nilai maksimum sebesar 92%, sedangkan dosis 200 Kg P2O5 ha-1 mampu meningkatkan potensi tumbuh maksimum TSS sebesar 64%.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call