Abstract
This article aims to describe the form of anti-corruption education to strengthen the value of honesty in schools, factors that encourage and inhibit the implementation of anti-corruption education, as well as solutions to overcome obstacles in the implementation of anti-corruption education. The study uses a qualitative approach with a case study type. Data collection was carried out through interviews, observations, and documentation studies. Data analysis uses interactive analysis. Anti-corruption education is carried out in two ways i.e, the honesty canteen and the learning of Pancasila and Citizenship Education. Supporting factors that influence the honesty reinforcement are teacher modeling, increased worship activities, and participation in organizational activities. The inhibiting factor is that canteens often suffer losses due to lack of supervision and teacher assistance. The solution to overcome these obstacles is to increase cooperation between teachers, increase supervision, carry out regular assistance, and support from families and communities.
Highlights
Abstrak: penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pendidikan antikorupsi untuk penguatan nilai kejujuran di sekolah, faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan pendidikan antikorupsi, serta solusi untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pendidikan antikorupsi
this article aims to describe the form of anti-corruption education to strengthen the value of honesty
The study uses a qualitative approach with a case study type
Summary
Alfurkan dan Marzuki Program Studi Magister Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki peran besar dalam mengembangkan pendidikan karakter sebab sekolah berperan sebagai pusat pembudayaan nilai-nilai moral bagi peserta didik melalui serangkaian kegiatan belajar dan ekstrakurikuler yang ada. Pendidikan antikorupsi penting untuk dilakukan karena memberantas korupsi dan menanamkan nilai kejujuran kepada peserta didik sudah menjadi tanggung jawab bersama dan perlu dilakukan berbagai cara untuk mengampanyekan pendidikan antikorupsi baik dilakukan di lingkungan sekolah maupun masyarakat secara terusmenerus. Selain itu penguatan nilai kejujuran dapat dilakukan melalui pembelajaran mata pelajaran PPKn. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakat (Cogan, 1999). METODE Kajian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, yaitu tentang penguatan nilai kejujuran melalui pendidikan antikorupsi di sekolah. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang dikemukakan Miles dan Huberman (1994), terdiri atas pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusions: drawing/verifying)
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
More From: Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.