Abstract

Because of its cryptic nature apocalypse Daniel 7 has been interpreted in many ways. Often it is linked to the end of time teachings. This kind of interpretation is problematic. First, while emphasizing the dark side of the prophecy, it fails to capture its main intention which is optimism toward the future. Second, apocalypse contains dualistic ideas, but, they are not supposed to be separated, let alone taking one side over the other. Apocalyptic dualism should be treated as an oscillating, always negotiating positions, tensional but creativecollisions. This article shows a reading of apocalypse that reveals dualism as an integrated entity. It also considers theological consequences of such a reading. While being placed within the world’s history, God is deeply involved in worldly drama which consists of tragedy, as well as, comedy. On the political side, this reading demonstrates that imperial history does not run by itself, but, always prones to subversive movements.

Highlights

  • Because of its cryptic nature apocalypse Daniel 7 has been interpreted in many ways

  • Dengan menempatkan Tuhan dalam sejarah kehidupan, Tuhan juga dilihat terlibat aktif dalam drama kehidupan yang terdiri dari tragedi di samping komedi

  • Apocalyptic views that demonize by naming specific groups of people as evil pose a threat to civil society

Read more

Summary

LATAR POLITIK

Penafsiran penulis tadi banyak menyebut soal kekuasaan. Dengan begitu sebenarnya penulis mengikuti pandangan para ahli yang melihat apokalips Daniel sebagai respon terhadap kondisi politik yang buruk. Penyisipan unsur manusia ke dalam binatang-binatang tersebut adalah lambang inflitrasi politik yang lambat laun akan menghabisi kekuasaan para penguasa besar itu. Gambaran apokaliptik semacam itu juga memberikan inspirasi bagi mereka yang berada dalam situasi yang sama.[8] Di masa Perjanjian Baru, gereja yang dianiaya oleh penguasa Romawi bereaksi dengan cara yang sama. Pandangan yang mempersatukan apokaliptisisme dengan kekerasan itu bisa dimengerti mengingat banyaknya gerakan apokaliptik yang memakai cara-cara bersenjata dalam melawan penguasa yang dicap jahat atau dari setan. Tetapi ia juga melihat ada teks-teks lain seperti nasihat-nasihat Rasul Paulus dalam surat Korintus yang membuat tindakan kekerasan itu tidak didukung. Perbedaan-perbedan tersebut memperlihatkan bahwa dalam situasi di mana tekanan penjajah atau penguasa totaliterian itu begitu menindas, sikap politik yang diambil oleh kelompok apokaliptik berbeda dengan kelompok lainnya. Hal tersebut mereka nantikan datangnya dari Tuhan saja

TEOLOGI APOKALIPTIK
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call