Abstract

ABSTRAKTempat kerja yang nyaman merupakan salah satu faktor penunjang gairah kerja. Lingkungan kerja yang panas dan lembab akan menurunkan produktivitas kerja, juga akan membawa dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja berfikir. Penurunan kemampuan berfikir terjadi sesudah suhu udara melampaui suhu 32⁰C. Suhu dilingkungan area furnace sebesar 34,9⁰C, melebihi NAB yang distandarkan sebesar 30,5⁰C. Tujuan dari penelitiaan ini adalah untuk menganalisis pengendalian heat stress pada tenaga kerja dibagian furnace PT.X Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam pada 8 informan utama, 5 orang tenaga kerja dibagian produksi dan 3 orang dari manajemen. Analisa data menggunakan metode content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua informan mengungkapkan suhu dilingkungan kerja area tanur panas sesuai dengan hasil pengukuran suhu dilapangan sebesar 34,9⁰C melebihi ambang batas yang distandarkan, pengendalian heat stress dengan training (pendidikan atau latihan tentang pengendalian heat stress dan mengendalikan resiko tekanan panas) belum rutin dilaksanakan, pengendalian dengan penggantian cairan sudah disediakan oleh perusahaan tetapi aturan dan pola konsumsi belum dilaksanakan, pengendalian dengan aklimatisasi belum dilaksanakan diperusahaan.Kata Kunci: heat stress, pengendalian, pekerja Control of Heat Stress on Labor at Part Furnace PT. X Pangkalpinang Bangka Belitung. Comfortable workplace is one of the factors supporting morale. The work environment is hot and humid will reduce labor productivity, it will also have negative impacts on health and safety. Warmer temperatures result in lower performance primarily thinking. Decreased ability to think happened after the temperature has exceeded 32⁰ C. The temperature within the furnace area of 34.9⁰ C, which exceeds the standardized NAV of 30.5⁰ C. The purpose of this is to research analyze control of heat stress on the workforce section furnace PT.X Pangkalpinang Bangka Belitung. This study used a qualitative approach with in-depth interviews on 8 key informants, 5 labor section of the production and management 3. Analysis of the data using content analysis. The results showed that all informants reveal the temperature within the furnace hot work area in accordance with the results of temperature measurements in the field at 34.9⁰ C exceeds the threshold standardized, control heat stress with training (education or training on heat stress control and controlling the risk of heat stress) is not routinely executed, control with fluid replacement has been provided by the company but the rules and patterns of consumption have not been implemented, control with acclimatization yet implemented in the company . Keywords: heat stress, control, worker

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call