Abstract

The research aimed to develop coffee-producing villages economic in Belu District through the use of science and technology in community. Various parties (R & D institutions, central and regional governments and villages) participated synergycally in increasing institutional capacity of farmer groups and BUMDes, introducting science and technology utilization, guiding as well as providing production and marketing facilities, equipment for processing coffee commodities (upstream and downstream), providing facilities and infrastructure to access and support agricultural production. Those interventions are expected could transforme coffee-producing village condition from lag behind to become developing villages.

Highlights

  • OPEN ACCESSKemajuan desa penghasil kopi di Indonesia menjadi acuan juga pada kegiatan ini agar masyarakat desa penghasil kopi di Kabupaten Belu dapat merasakan kesejahteraan ekonomi karena mempunyai sumber daya perkebunan kopi yang baik.

  • Untuk mengidentifikasi kondisi pemanfaatan iptek di masyarakat saat ini, penggunaan FGD dipergunakan karena berbagai kelebihannya dalam memberikan kemudahan mendapat keterbukaan data dari peserta pada permasalahan yang dibahas secara efisien dan tepat waktu (Masadeh, 2012).

  • Untuk melihat pemanfaatan iptek pada komiditas kopi saat ini dan mengidentifikasi permasalahan pada produksi kopi yang produktivitasnya sangat rendah, maka data dikumpulkan melalui Focus Group Disscussion (FGD).

Read more

Summary

OPEN ACCESS

Kemajuan desa penghasil kopi di Indonesia menjadi acuan juga pada kegiatan ini agar masyarakat desa penghasil kopi di Kabupaten Belu dapat merasakan kesejahteraan ekonomi karena mempunyai sumber daya perkebunan kopi yang baik. Untuk mengidentifikasi kondisi pemanfaatan iptek di masyarakat saat ini, penggunaan FGD dipergunakan karena berbagai kelebihannya dalam memberikan kemudahan mendapat keterbukaan data dari peserta pada permasalahan yang dibahas secara efisien dan tepat waktu (Masadeh, 2012). Untuk melihat pemanfaatan iptek pada komiditas kopi saat ini dan mengidentifikasi permasalahan pada produksi kopi yang produktivitasnya sangat rendah, maka data dikumpulkan melalui Focus Group Disscussion (FGD). Desa Lakmaras dipilih sebagai tempat FGD, pelatihan dan wawancara serta observasi di lapangan, karena paling mudah dijangkau oleh peserta dan peneliti, dan mempunyai hamparan tanaman kopi yang luas, sehingga bisa mewakili kondisi desa-desa lain penghasil kopi di Kabupaten Belu

Belu Saat Ini
Mengangkat Desa Tertinggal menjadi Desa Berkembang dengan Iptek
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.