Abstract

Nusa Penida adalah kawasan konservasi perairan (KKp) yang memiliki keragaman jenis ikan yang tinggi. Penangkapan ikan target oleh nelayan perlu diatur dan dikelola dengan baik untuk menghindari tangkap lebih. Tujuan penelitian adalah menilai pengelolaan perikanan ikan tongkol lisong (Auxis rochei) yang sudah diterapkan di Nusa Penida menggunakan indikator Ecosystem Approach for Fisheries Management (EAFM). Penelitian dilakukan di perairan Nusa Penida, Provinsi Bali, pada Juli-Desember 2018. Pengumpulan data meliputi data ekologi (panjang dan bobot ikan, serta kualitas air) melalui survei terhadap hasil tangkapan dan perairan; data sosial-kelembagaan melalui kuesioner kepada 54 responden nelayan (jaring hanyut, jaring insang, pancing) dan wawancara dengan para pemangku kepentingan. Analisis data dilakukan secara deskriptif sesuai dengan domain dan indikator pada EAFM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan tongkol lisong mempunyai panjang rata-rata 24,59 cm dengan kisaran panjang (21-34) cm, lebih kecil daripada yang tercatat pada FishBase yaitu 35-50 cm. Nilai spawning potential ratio adalah 23% yang mengindikasikan overfished. Kualitas air sesuai dengan baku mutu perairan untuk biota laut. Penerapan kearifan tradisional yaitu Nyepi Segara ditaati oleh masyarakat lokal sebagai upaya untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan (SDI). Penilaian pengelolaan perikanan tongkol lisong menggunakan indikator EAFM menyimpulkan bahwa pada domain SDI terjadi indikasi overfished. Domain habitat (kualitas air dan tutupan karang) dalam kondisi baik. Domain sosial dan ekonomi dalam kondisi baik, kecuali pendapatan responden (54%) kurang dari Rp1.500.000,00.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call