Abstract

The objective of this research was to know the effect of  alone learning to the critical thinking skill and problem solving ability in SMA Teladan 1 Metro. This research applied quasy experimental with non-equvalent control group design. The population of this research is allow students of class X SMA Teladan 1 Metro on academic year 2009/2010. The samples of this research were class XA as experimental (alone learning) and class XB as control (conventional). The instrument of this research namely critical thinking and problem solving test. This research data are quantitative data consisted by score capacity critical thinking and problem solving ability to river ecosystem, collected on 15 january until 12 Juni 2010. Data were analysed by bilinear covariant statistical analysis (Ancova), continued with LSD test. The result of this research indicated that there were an effect of alone learning strategy toward the critical thinking skill and problem solving ability. Student with alone learning strategy having critical thinking higher 80,111% than conventional learning. Beside, student with alone learning strategy having 11,124% higher than convensional learning. Based on this research, the researcher suggest to the teacher that this strategy can implemented in biology learning. Kata Kunci: Belajar Mandiri, Keterampilan Berpikir Kritis, Kemampuan Memecahkan Masalah.

Highlights

  • The objective of this research was to know the effect of alone learning to the critical thinking skill and problem solving ability in SMA Teladan 1 Metro

  • Data were analysed by bilinear covariant statistical analysis (Ancova), continued with LSD test

  • The researcher suggest to the teacher that this strategy can implemented in biology learning

Read more

Summary

Menurut Peraturan Menteri

2006, mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Brookfield, 1984 dalam Paulina Panen, 1997, 5 – 4). Selanjutnya, untuk dapat mengikuti perubahan yang cepat saat ini, siswa tidak hanya perlu memiliki keterampilan proses, tetapi perlu memiliki self-guided inquiry, yaitu suatu kemampuan berpikir kritis yang penting ditekankan dalam pembelajaran. Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-sasaran bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Anggelo (1995:6), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi

Penekenan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan oleh
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Kemampuan Memecahkan Masalah
Pengaruh Belajar Mandiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Pengaruh Belajar Mandiri terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi
Findings
Karakter Bangsa Melalui
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call