Abstract

Lansia merupakan suatu tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh. Sehingga banyak terjadi perubahan pada anatomis dan fisologis tubuh lansia diantaranya perubahan neurologi, musculoskeletal dan kandung kemih. Hal ini berdampak pada kelemahan otot pelvic floor yang menyebabkan terjadinya inkontinensia urin karena tidak adekuatnya otot sfingter uretra dalam mencegah kebocoran urin. Penangan inkontinensia urin ini dilakukan dengan memberikan latihan melalui pendekatan penguatan otot pelvic floor secara langsung dan otot core secara keseluruhan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi kegel exercise dan bridging excerise terhadap perubahan inkontinensia urin pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design, dengan pendekatan penelitian one group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Yayasan Batara Hati Mulia, Gowa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 13 orang.Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan data primer melalui wawancara dan didasarkan pada skala ordinal frekuensi inkontinensia urin. Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu dengan 18 kali pemberian latihan. Uji statistik yang digunakan adalah paired sample t test. Hasil analisis pre test dan post test memperlihatkan penurunan frekuensi inkontinensia urin dengan nilai p < 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa kombinasi kegel exercise dan bridging exercise berpengaruh terhadap perubahan frekuensi inkontinensia urin pada lansia.
 

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.