Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adakah pengaruh dari penerapan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) terhadap kemampuan eksplorasi matematis siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen dan desain penelitian the nonequivalent posttest-only control group design. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X pada salah satu SMA Negeri di Kabupaten Karawang, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling untuk menentukan dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen tes menggunakan tes uraian yang mengukur kemampuan eksplorasi matematis dengan lima indikator yaitu: 1) menafsirkan atau memahami masalah, 2) memeriksa pola, 3) melakukan pencarian secara informal, 4) memperjelas upaya penyelesaian masalah, dan 5) simbolisasi dan generalisasi. Uji prasyarat untuk melakukan uji parametrik diantaranya dengan uji normalitas dan homogenitas. Pengujian hipotesis penelitian dengan uji-t, dimana didapatkan nilai P-value 0,041 lebih kecil dari nilai 1/2 α = 0,0215, maka H_0 ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada taraf kepercayaan 95% rata-rata kemampuan eksplorasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran CORE lebih baik dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran langsung.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call