Abstract

Sistem tumpangsari yang dilakukan di pulau Timor khususnya Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) masih sangat tradisional yaitu dengan menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda spesies dalam lubang tanam yang sama. Sistem ini biasanya disebut dengan Salome atau satu lubang rame-rame. Sistem tumpangsari salome tentunya memiliki kelemahan yaitu terjadi persaingan secara vertikal maupun secara horizontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model defoliasi dan jumlah benih terhadap hasil jagung dan kacang nasi serta untuk mengetahui Land Equivalend Racio (LER) dalam sistem tumpangsari salome. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial 6 x 4 + monokultur yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah model defoliasi daun jagung, Tanpa defoliasi, defoliasi batang atas 50% dari tongkol, defoliasi batang atas 100% dari tongkol, defoliasi daun jagung dengan hanya meninggalkan tulang daun 100% dari pangkal hingga daun bendera, defoliasi daun jagung dengan hanya meninggalkan tulang daun dari daun bendera hingga tongkol, defoliasi daun jagung dengan hanya meninggalkan tulang daun dari daun pangkal hingga tongkol. Faktor kedua adalah perbandingan jumlah benih jagung umur genjah kultivar lokal timor dan benih kacang nasi tipe tegak, satu jagung satu kacang, satu jagung dua kacang, dua jagung satu kacang, dua jagung dua kacang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model defoliasi daun jagung dan jumlah benih mempengaruhi hasil jagung secara signifikan tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil kacang nasi dan tumpangsari salome menghasilkan nilai total LER>1. ©2018 dipublikasikan oleh Savana Cendana.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call