Abstract

Banyak industri di Indonesia yang menggunakan pektin, mulai dari industri makanan dan minuman hingga industri tekstil. Indonesia merupakan negara pengimpor dan pemakai pektin yang cukup besar. Alternatif dari permasalah ini adalah pemanfaatan limbah kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus). Untuk produksi pektin, umumnya menggunakan pelarut asam seperti HCl dan H2SO4, karena sifatnya yang toksik maka pada penelitian ini digunakan pelarut asam asetat dan etanol 96%. Dengan menggunakan variabel temperatur dan waktu ektraksi diketahui pengaruhnya terhadap karakterisasi pektin yang dihasilkan. Karakterisasi pektin antara lain yield, kadar abu, kadar air, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar asam galakturonat dan derajar esterifikasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa yield pektin pelarut asam asetat tertinggi pada temperatur 70oC selama 60 menit sebesar 13,51% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 1,74%. Namun hasil dari pelarut etanol 96% merupakan massa campuran karena etanol melarutkan zat warna, pektin dan sukrosa. Massa campuran tertinggi pada pada temperatur 70oC selama 180 menit sebesar 0,076% dan terendah pada temperatur 50oC selama 30 menit sebesar 0,029%. Pektin yang dihasilkan merupakan pektin dengan bobot molekul tinggi dan bermetoksil tinggi. Mutu pektin yang dihasilkan tinggi karena kadar asam galakturonat semakin tinggi dan derajat esterifikasi yang berbanding terbalik.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.