Abstract
The first factor as forming expectations was past experience.Familiarity with nursing care services would increase the likelihood of a realist expectations. Previous experience gave rise to more detailed knowledge about the services and promoting expectations about nursing care for post partum and breastfeeding period. This study aimed to explore the experiences and expectations of psychosocial nursing care for mothers in the postpartum period in order to deal with breast milk has not come out in 0-3 days postnatal in Public Health Center of Tanah Kali Kedinding Surabaya. This qualitatif study used hermaneutic-phenomenological approach. Subjects were women with postpartum period was more of 3 days to 2 weeks after delivery. Samples were selected by purposive sampling technique. Data was processed using analysis of collaizi. Results are grouped into : the experience felt “physical and psychological complaints” when the milk has not come out, and expectation on psychosocial nursing care in order to deal with breast milk has not come out. Furthermore, it was concluded that psychosocial nursing care given when the milk has not come out, can become mother’s experiences in order to achieve sustainability of successful breastfeeding. Keywords: breast milk, experience, expectation, psychosocial nursing care
Highlights
The first factor as forming expectations was past experience
Tindakan psikis yang dilakukan berupa memberi motivasi, dukungan pada ibu saat mengalami masalah ASI belum keluar, dukungan tersebut berupa nasehat dan tindakan untuk membantu perawatan sebagai seorang ibu dengan membantu menyiapkan makanan pendamping ASI yaitu adanya tuntutan untuk segera menyusui yang membuat ibu tertekan
Asuhan Kebidanan pada ibu nifas, Jakarta: Salemba Medika
Summary
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan hermeneutika-fenomenologi. Berikut pernyataan informan bila ditanya apa yang dikeluhkan secara fisik saat ASI belum keluar oleh peneliti : Walau ASI sudah berproduksi sejak hamil 20 minggu, namun tidak keluar dari payudara, atau hanya keluar setetes-setetes yang ditemui saat hamil semakin besar adalah karena adanya hormone kehamilan yang menahannya, dan hormone kehamilan ini berpusat pada ari-ari. Dan ari-ari ibu lepas dari rahim, lalu kadar hormone kehamilan yang turun, maka ASI dapat keluar dari payudara Ibu. Namun terdapat jeda sampai 3 hari atau 72 jam pasca bersalin, karena sisa hormon kehamilan yang masih tersisa di pembuluh darah ibu dan akan semakin hilang dalam jangka waktu 3 hari pasca bersalin, selain keluhan nyeri payudara ada juga informan yang mengeluh lecet dan nyeri di sekitar puting, pernyataan informan tersebut adalah sebagai berikut : Keadaan lecet pada puting dapat disebabkan oleh tekhnik menyusui yang kurang benar serta perawatan payudara yang menggunakan sabun, lotion, cream, alkohol yang dapat mengiritasi puting susu serta tali lidah (frenulum linguae) bayi pendek, sehingga sekitar hari ke lima: “..ASI saya ndak keluar sama sekali sampai hari ke lima, keluar sedikit tapi ndak keluar lagi sampai sekarang, sedih, bersalah, kecewa, rasane ndak bisa jadi ibu, padahal saya ingin menyusui karena saya tidak bekerja, sedih rasanya bu, tapi yah gimana lagi..”(P11). “.... setelah melahirkan kondisi saya gemetar, ndredek semua badan saya, rasane lemes bu, persalinannya dipacu jadi rasane kesel, ASI saya belum keluar jadi ya ndak disusoni setelah nglahirkan....”(P4)
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.