Abstract

This research was conducted from November 2018 until January 2019 which was held at the UPTD Conservation and Supervision of Marine Resources and Fisheries in West Sumatera, Pariaman City.  The aim of the research is to know hatchling hawksbill sea turtle eggs based on nest depth. The method used in this study is a nonfactorial randomized block design (RBD) consisting of 3 treatments and 3 replications. The treatments used were treatment A (with a depth of 30 cm incubation nest), treatment B (with a depth of incubation nest 40 cm), and Treatment C (with a depth of incubation nest 50 cm). The results of this study showed that hatching hawksbill eggs hatched very significantly, the best hatching percentage was in treatment A (30cm) with 78% hatching at 6:00 a.m. with hatching temperature range of 24-28oC, hatching pH of 6,6-6,8 and medium sized incubation sand with a size of 0.150 mm with a weight reaching 461 grams.Keywords: Hatching percentage, Hawksbill turtle, pH, Temperature

Highlights

  • This research was conducted from November 2018 until January 2019 which was held at the UPTD Conservation and Supervision of Marine Resources and Fisheries in West Sumatera, Pariaman City

  • The results of this study showed that hatching hawksbill eggs hatched very significantly, the best hatching percentage was in treatment A (30cm) with 78% hatching at 6:00 a.m. with hatching temperature range of 24-28oC, hatching pH of 6,6-6,8 and medium sized incubation sand with a size of 0.150 mm with a weight reaching 461 grams

  • Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi. 4, B.143B.150

Read more

Summary

Latar belakang

Penyu laut dijumpai di semua laut tropis dan daerah sub tropis. Mayoritas penyu laut bertempat tinggal diperairan yang dangkal sepanjang pantai dan sekitar pulau, tetapi beberapa diantaranya melakukan migrasi ke tempat yang jauh dan sering dijumpai di laut terbuka. Beberapa spesies membenamkan dirinya dalam dasar perairan berlumpur di perairan pantai yang dangkal atau melakukan migrasi ke wilayah yang lebih hangat untuk menghindari musim dingin. Dalam sekali bertelur penyu betina dapat mengeluarkan telurnya 200 butir bahkan bisa lebih, penyu betina akan meninggalkan sarang telurnya setelah bertelur. Semua jenis penyu yang ada di dunia saat ini berada dalam kondisi yang terancam oleh berbagai hal, terutama pengambilan telur oleh manusia, selain manusia kegagalan penetasan telur penyu juga dapat disebabkan oleh predator yang memangsa telur penyu sehingga gagal menetas. Untuk menjaga telur penyu dari predator maka perlu dilakukan konservasi. Oleh karena itu perlu penelitian untuk menentukan kedalaman yang optimal untuk dilakukan penanaman telur penyu sehingga mampu menghasilkan tingkat penetasan yang tinggi Kedalaman penyu dalam meletakkan telur dalam sarang akan mempengaruhi tingkat persentase penetasan telur penyu. oleh karena itu perlu penelitian untuk menentukan kedalaman yang optimal untuk dilakukan penanaman telur penyu sehingga mampu menghasilkan tingkat penetasan yang tinggi

Identifikasi Masalah
Tujuan dan manfaat
Bahan dan alat penelitian
Rancangan penelitian
Persiapan sarang
Teknik Inkubasi Telur
Jumlah telur menetas
Suhu penetasan
Analisis data
Jumlah Telur Menetas
Kecepatan penetasan telur
Ukuran partikel substrat peneluran
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call