Abstract

Sweet potatoes are a major source of carbohydrate, after rice, corn, and cassava. Sweet potato is consumed as an additional or side meal, except in Irian Jaya and Maluku, sweet potato is used as staple food. The main problem faced in increasing sweet potato production is still relies on certain areas, namely Java Island, as the main producer of sweet potato. Differences in production is what often causes the needs of sweet potato in various regions can not be fulfilled and there is a difference price of sweet potato. To fulfill the needs of sweet potato in Java, mapping areas of sweet potato production need to be made so that areas with potential for producing sweet potato can be developed while areas with insufficient quantities of sweet potato production may be given special attention. Due to differences in production in some areas of Java which depend on soil conditions, altitude, rainfall and temperatures, a model of sweet potato production will be developed using the GWR model. Based on the Geographically weighted regression model for each regencies / cities in Java Island, it can be concluded that the largest sweet potato production coming from Kuningan with R2 equal 99.86%.<br />Keywords : Geographically weighted regression, model, sweet potato

Highlights

  • Sebagai makanan tambahan ubi jalar banyak dikonsumsi sebagian penduduk Indonesia, tetapi di Irian Jaya dan Maluku, menurut Zuraida dan Supriati [11], ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok

  • Sweet potatoes are a major source of carbohydrate

  • sweet potato is used as staple food

Read more

Summary

Pendahuluan

Setelah padi, jagung, dan ubi kayu adalah ubi jalar. Sebagai makanan tambahan ubi jalar banyak dikonsumsi sebagian penduduk Indonesia,, tetapi di Irian Jaya dan Maluku, menurut Zuraida dan Supriati [11], ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Masyarakat lokal mengkonsumsi ubi jalar ini sebagai makanan pengganti nasi karena memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu 20,1 gram per 100 gram atau setara dengan energi 86 kcal (Juanda dan Cahyono, [5]). Produksi ubi jalar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain luas lahan panen, suhu udara, curah hujan, dan ketinggian wilayah. Masalah utama yang dihadapi dalam peningkatan produksi ubi jalar adalah masih mengandalkan daerah tertentu sebagai penghasil utama ubi jalar khususnya di Pulau Jawa. Hanya daerah-daerah tertentu saja di pulau Jawa yang tidak memproduksi tanaman ubi jalar karena kondisi tanahnya kurang cocok. Karena adanya perbedaan produksi di beberapa daerah di pulau Jawa yang tergantung dengan kondisi iklim dan tanah yang sesuai untuk tanaman ubi jalar, maka untuk menyusun model produksi ubi jalar digunakan model GWR. Untuk menguji kesesuaian model regresi linear OLS digunakan analisis varian dimana hipotesisnya adalah: H0 : 1 2 p 0

F F hitung
Uji Langrange Lag
Uji Langrange Eror
Kota Serang
34. Kota Banjar
90. Kota Batu
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call