Abstract

P4S is an agricultural extension agency established, owned, and managed by independent farmers. This study aims to analyze the communication model carried out by P4S as an extension agent in conducting counseling for the Millennial Farmer program carried out in Betet Village, Ngroggot District, Nganjuk Regency. The method used is a field qualitative method. The results showed that there were two phases in the extension of millennial farmers. In the pre-extension until the extension, the communication model used was linear so that in the pre-extension the models applied were unidirectional SMCR and two-way SMCR. After the extension, the communication model used is the network communication model and the forum media communication model.

Highlights

  • P4S is an agricultural extension agency established, owned, and managed by independent farmers

  • This study aims to analyze the communication model carried out by P4S as an extension agent in conducting counseling for the Millennial Farmer program carried out in Betet Village, Ngroggot District, Nganjuk Regency

  • The results showed that there were two phases in the extension of millennial farmers

Read more

Summary

KERANGKA TEORI

Komunikasi pembangunan memiliki artian luas dan sempit. Dalam artian luas, komunikasi pembangunan meliputi fungsi dan peran komunikasi dalam aktivitas pertukaran pesan dengan timbal balik antara masyarakat dan pemerintah yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebuah pembangunan. Sukartiwi juga menjelaskan bahwa komunikasi pertanian yang dilakukan dalam penyuluhan dapat dikatakan berhasil jika seorang komunikator atau penyuluh dan komunikan atau audiens (petani) memiliki kesamaan persepsi dalam memahami ilmu pertanian yang diberikan oleh penyuluh. Terjadi sebuah proses dimana setiap partisipan saling bertukar pesan untuk mencapai tujan dari komunikasi yang dilakukan (Sadono, 2009). Model ini merupakan pengembangan dari SMCR searah dan SMCR dua arah karena melalui model ini penerima manfaat dari sebuah kegiatan komunikasi akan memberikan dampak kepada pihak yang memberikan pesan dan pencipta pesan (Sadono, 2009). Metode kualitatif digunakan untuk memahami interaksi sosial yang sangat kompleks dengan ikut terjun langsung ke lapangan dan melakukan wawancara mendalam sehingga dapat ditemukan bagaimana interaksi yang terjadi akan membentuk pola (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan analisis data model Miles & Huberman (1992), yaitu melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan

Upaya Pembangunan Pertanian di Desa Betet bidang
Tujuan Penyuluhan Petani Milenial di Desa Betet
Model Komunikasi
Pertanian untuk menyampaikan program Petani Milenial di
Keberhasilan penyuluhan Petani Milenial
Kontroling dan evaluasi
Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Program Petani Milenial
Komunikasi Media Forum
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call