Abstract

Phenomenology, initially, is a philosophy made popular by Edmund Husserl. Phenomenology, in essential, taught people to interact and learn more from phenomenon so that the meaning of reality, and the natural essence of reality, could be grasped by the observer. Phenomenology today develops as one of fundamental research method whose assumptions respect human uniqueness and subjective experiences. Phenomenon as experienced consciously by human was analyzed by two descriptions: textual description and scriptural description.

Highlights

  • Phenomenology, initially, is a philosophy made popular by Edmund Husserl

  • Phenomenon as experienced consciously by human was analyzed by two descriptions: textual description and scriptural description

  • Apa yang telah diuraikan hanyalah salah satu variasi metodologi penelitian fenomenologi yang dapat dipakai

Read more

Summary

Pendahuluan

Fenomenologi, pada awalnya, merupakan kajian filsafat dan sosiologi. Edmund Husserl sendiri, penggagas utamanya, menginginkan fenomenologi akan melahirkan ilmu yang lebih bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia, setelah sekian lama ilmu pengetahuan mengalami krisis dan disfungsional. Melihat gejala merupakan dasar dan syarat mutlak untuk semua aktivitas ilmiah. Untuk meyakinkan orang atas suatu fenomena, seorang fenomenolog akan mengajak orang untuk menyaksikan langsung fenomena yang bersangkutan, atau menujukkannya melalui bahasa. Bagi Brouwer, fenomenologi tidak bisa hilang dan menjadi syarat mutlak bagi seseorang yang mau memikirkan dasar dari usaha ilmiah atau dasar dari hidupnya sendiri. Fenomenologi mengajarkan kita untuk membiasakan diri, tidak lagi melihat benda-benda, melainkan melihat fenomena. Fenomenologi mengajarkan kita untuk selalu membuka diri terhadap berbagai informasi dari mana pun berasal, tanpa cepat-cepat menilai, menghukumi, atau mengevaluasi berdasarkan prakonsepsi kita sendiri. Fenomenologi menunjukkan jalan perumusan ilmu pengetahuan melalui tahap-tahap tertentu, di mana suatu fenomena yang dialami manusia menjadi subjek kajiannya. Tulisan ini membatasi diri hanya akan menguraikan fenomonlogi sebagai metode ilmiah dalam penelitian ilmu-ilmu sosial

Sekilas Latar Belakang Historis
Beberapa Pengertian dan Kosep
Fenomena2
Kesadaran
Intensionalitas
Konstitusi
Epoche
Reduksi
Intersubjektivitas
Fenomenologi sebagai Metode
Prosedur dan Fokus Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Contoh Penelitian
22. Merasa nyaman dalam sentuhan tangannya
29. Saya merasa sekadar sebuah “kasus”
37. Membuat saya merasa marah
45. Saya merasa pusing
Konsekuensi
Penutup
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call