Pemodelan Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Banjir DAS Tanggul, Jember Menggunakan Model SWAT (Soil and Water Assessment Tool)

Diah Ainunisa,Wiwik Yunarni Widiarti,Gusfan Halik

doi:10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.02.10

Diah Ainunisa, Wiwik Yunarni Widiarti + Show 1 more

Open Access

https://doi.org/10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.02.10

Copy DOI

Journal: Rekayasa Sipil	Publication Date: Jun 25, 2020
License type: cc-by

Affiliation: Universitas Jember

Abstract

Population growth is one of the causes of land-use change that can increase runoff. Tanggul watershed is one of the watersheds which often overflows during the rainy season. This study purpose to analyze the effect of land-use changes on runoff in Tanggul watershed using SWAT (Soil and Water Assessment Tool) model. To make sure the performance of SWAT model calibration and classified by the value of NSE and R2. The result of calibration included in a good category and validation included in a very good category. This study was modeling forest land-use change in 2004-2017 to determine the effect of land-use change on runoff. The result in this model of forest land-use change can increase runoff.

Highlights

Semakin banyak penduduk suatu daerah maka semakin banyak juga lahan yang dibutuhkan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal maupun penunjang
of the watersheds which often overflows during the rainy season
This study purpose to analyze the effect of land-use changes on runoff

Summary

OAK ORCD RICE URBN

Uji konsistensi data dilakukan untuk menguji apakah data yang didapat terdapat kesalah atau mengandung data kosong. Langkah ketiga yaitu SWAT Run and Setup yang merupakan tahap pengaturan waktu simulasi dan keluaran model yang disesuaikan dengan data curah hujan dan klimatologi. Kalibrasi dan validasi pada pemodelan ini dilakukan terhadap dua macam tataguna lahan yang diukur dengan mengklasifikasikan nilai NSE dan R2 seperti pada Tabel 2. Pemodelan pada penelitian ini menggunakan 16 stasiun hujan yang tersebar di DAS Tanggul sebagai sumber data curah hujan tahun 2007-2018. Adapun contoh hasil perhitungan uji konsistensi pada stasiun hujan DAS Tanggul dapat dilihat pada Tabel 3. Setelah uji konsistensi data pada data curah hujan, langkah selanjutnya yaitu memindahkan nilai-nilai curah hujan dan data klimatologi dalam bentuk .*txt untuk dijadikan bahan input SWAT. Pengolahan peta DEM merupakah hal pertama yang harus dilakukan untuk melakukan pemodelan suatu DAS pada SWAT. Pengolahan peta DEM harus diproyeksikan terlebih dahulu pada koordinat UTM Indonesia Zona 49S dengan datum WGS 1985 dengan program ArcGIS 10.4 (Gambar 2)

Wringin Agung

Deliniasi DAS Tanggul

Awal Akhir Awal Akhir