Abstract

This study aims to determine whether the application of inquiry learning method can improve student learning outcomes in class XII MIPA I Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan 2019/2020 Academic Year. This research is a classroom action research study consisting of 2 cycles. Each cycle consists of 4 stages, namely planning, implementation, observation, and reflection. Data collection techniques used were observation and test. The test consists of pretest, posttest Cycle I, and posttest Cycle II and observation includes the activities of teachers and students. The results showed an increase in student learning outcomes. The improvement process can be seen starting from the initial test with the breakdown of 49 students obtained by 15 students (30.61%) who received complete scores, while 34 students received incomplete grades. In the first cycle post-test, it increased to 30 students (61.22%) who received complete marks, while 19 students (38.78%) received incomplete grades. In the Post Cycle II out of 49 students, 47 students (95.91%) received complete marks, while 2 students (4.09%) received incomplete grades. Thus it can be concluded that the application of inquiry learning method can improve student learning outcomes in the subject of Civics Education majoring in Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan in 2019/2020 Academic Year.

Highlights

  • Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XII MIPA I Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan Tahun Pelajaran 2019/2020

  • This study aims to determine whether the application of inquiry learning method can improve student learning outcomes in class XII MIPA I Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan 2019/2020 Academic Year

  • The test consists of pretest, posttest Cycle I, and posttest Cycle II and observation includes the activities of teachers and students

Read more

Summary

Sebagaimana yang diatur dalam Pasal pelajaran ilmu sosial yang mempelajari

Oleh bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan karena itu, mata pelajaran PKn lebih banyak dimaksudkan untuk membentuk peserta membahas teori-teori (Setiawan, 2014; didik menjadi manusia yang memiliki rasa Dharma & Siregar, 2014). Pengetahuan tentang model pembelajaran yang menstimulus hak dan kewajiban sebagai warga negara siswa untuk berpikir kritis, sehingga mampu tidak datang dengan sendirinya, melainkan menganalisis persoalan yang telah diperoleh melalui proses pendidikan. Peneliti melihat siswa akan terpenuhi karena model meneliti bahwa mata pelajaran PKn kurang menarik seperti ini dapat memperkuat dan bagi siswa-siswa di jurusan MIPA, karena mendorong secara alami untuk terlalu banyak membahas teori-teori dan mengeksploitasi sehingga kegiatan dapat sifatnya menghapal. Saat ini mayoritas peserta didik masih bermakna manakala dicari dan ditemukan menganggap bahwasanya PPKn merupakan sendiri oleh siswa, sehingga konsep yang pelajaran yang hanya berisi hafalan tentang telah dipelajari oleh akan tertanam kuat pemerintahan, undang-undangan atau aturan dalam benak siswa. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 12(1) (2020): 212-219 diyakini dapat menguasai suatu konsep mampu mengarahkannya untuk menyadari tertentu untuk memperoleh hasil belajar apa yang telah didapatkannya selama ini

Inquiry menempatkan siswa sebagai
Tahap pengamatan ini dilakukan oleh
Hasil Pretes
Penelitian dilaksanakan di dalam kelas dengan menerapkan metode inquiry saat
Mengumpul kan Informasi
Kesimpulan harus
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan menjadi lebih aktif dan kreatif dalam
Findings
UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call