Abstract

Multiliterasi merupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran literasi. Konsep multiliterasi muncul karena manusia tidak hanya membaca atau menulis, namun mereka membaca dan menulis dengan genre tertentu yang melibatkan tujuan sosial, kultural, dan politik yang menjadi tuntutan era globalisasi, maka hal ini menjadi dasar lahirnya multiliterasi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pembelajaran berbasis multiliterasi di sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 382.257 siswa yang tersebar di 2.426 sekolah di seluruh Bali. Sampel dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan batas toleransi sebesar 3%, sehingga didapatkan hasil sampel sejumlah 1.108 siswa yang tersebar di 33 SD. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada siswa dan guru, wawancara untuk guru, dan melakukan observasi di lapangan. Uji validitas instrument dianalisis dengan menngunakan rumus CVR dan CVI yang memperoleh hasil 1,00 yang berarti valid. Data yang diperoleh dianalisis dengan Teknik statistic persentase. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran multiliterasi belum diterapkan secara optimal di sekolah-sekolah dasar yang ada di Bali karena sarana dan prasarana kurang memadai dan pembelajaran berbasis multiliterasi masih dianggap baru dikalangan dewan guru. Model pembelajaran phenomenon-based learning adalah model pembelajaran yang akan membantu menyukseskan pembelajaran berbasis multiliterasi di sekolah dasar.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.