Abstract

This article discusses the factors influence man participation in family planning program by using Preced of Green Behavioral Approach. The limited man participation in family planning because of the factor of predisposing actors which consist of knowledge, attitude, confidence, value, curltural, and perception, with reference to someone motivation or group to act. Enabling factors like personal or community resource and skill. The reinforcing factors is the determining factor whether the health action obtained support or not. This factor is a represent factor (incoming after) like attitude and behavior of elite community, religion figure, behavior and attitude all the officer including officer of health.

Highlights

  • PENDAHULUAN Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 215 juta jiwa merupakan negara keempat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika

  • because of the factor of predisposing actors which consist of knowledge

  • Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi pria dalam Keluarga Berencana (KB) antara lain : terbatasnya sosialisasi dan promosi KB pria; adanya persepsi bahwa wanita yang menjadi target program KB; terbatasnya akses pelayanan KB pria; tingginya harga yang harus dibayar untuk MOP; ketidaknyamanan dalam penggunaan KB pria (kondom); terbatasnya metode kontrasepsi pria; rendahnya pengetahuan pria terhadap KB; kualitas pelayanan KB pria belum memadai; istri tidak mendukung suami ber-KB; adanya stigmatisasi tentang KB pria di masyarakat; kondisi politik, sosial, budaya masyarakat, agama, dan komitmen pemerintah masih belum optimal dalam mendukung KB pria; penerapan Program Kebijakan Partisipasi Pria di lapangan masih belum optimal.25

Read more

Summary

Introduction

PENDAHULUAN Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 215 juta jiwa merupakan negara keempat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Prinsip pokok dalam mewujudkan keberhasilan program KB dimaksudkan adalah peningkatan kualitas di segala bentuk serta kesetaraan dan keadilan gender melalui pemberdayaan perempuan serta peningkatan partisipasi pria.Disisi lain dengan berubahnya paradigma tersebut pelayanan KB dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembanguna n dipandang dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak-hak reproduksi harus lebih berkualitas dan memperhatikan hak-hak dari klien atau masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.

Results
Conclusion
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call