Abstract

Literary works comes as a reaction of the human experience to life. Through literature, we can see the spirit and way of life of a community culture. View of life is the concept of a person or a particular social group in society that intends to respond and explain all the problems facing the people of this world. Kèjhung paparèghân is one of the classic forms of oral literature that is now quite rare. Kèjhung paparèghân form like a song or poem rhyme shaped madura rhythm typical of Madura ethnic communities. Kèjhung paparèghân hereditary preserved from generation to generation orally. That's why kèjhung paparèghân including oral folklore literature. The analysis in this study used discourse analysis with data sources show ludruk in Jember. From the analysis, kèjhung paparèghân contain moral values that reflect the views of ethnic Madurese living. The conclusions of this analysis is the view of life Madurese community can not be separated from religious values of Islam. Their adherence to Islam become an important identity for the Madurese. Madurese communities have the view that life is "worship".

Highlights

  • Pendahuluan Tuntutan jaman telah mengarah pada pola kehidupan modern yang diwarnai oleh pergeseran tata nilai budaya bangsa yang tidak sesuai dengan cipta sastra tradisional

  • Literary works comes as a reaction of the human experience

  • View of life is the concept of a person

Read more

Summary

Kalau besok akan ditinggal’

Terjemahan bebas: Menebas semak-semak di utara Kecuali tebu karna akan dimakan Jenguklah orang tua selagi masih hidup. Kèjhung ini mengandung nilai tanggung jawab untuk menjaga dan merawat orang yang lebih tua, terutama orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Mereka adalah orang yang berjasa mendidik dan mengarahkan diri agar menjadi manusia yang berguna. Dalam kaitannya dengan kèjhung di atas, ungkapan inilah yang melandasi sikap tanggung jawab terhadap orang tua. Mereka bersedia melakukan apa saja demi memegang janji yang telah diucapkan. Dalam kèjhung berikut dapat terlihat bagaimana beratnya seseorang (Madura) yang telah berjanji. Kèjhung ini mengimplisitkan rasa tanggung jawab akibat telah berjanji. Memang inilah yang seharusnya dirasakan oleh orang-orang yang telah berjanji, agar hendaknya mereka selalu ingat akan janji dan selalu dapat menepati janji itu dengan baik. Dari nilai–nilai tanggung jawab yang dijunjung oleh etnis Madura, tampak bahwa mereka sangat memegang teguh kesetiaan, setia terhadap agama (Tuhan), janji, kepada keluarga, juga pada pasangan. Agaknya orang Madura mempunyai harga diri yang seperti itu ketika cinta dinyatakan.

Lamon nèser kodhu paènga’
Somor dhâlem è koro’
Salah luput mohon maaf’
Orèng rokon sangona paggi’
Mompong gik odik koddhu parokon
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call