Abstract
Fenomena acara televisi anime serta buku komik yang berasal dari jepang memberikan ruang bagi perkembangan budaya popular Jepang di Bali. Seni berbusana dalam budaya popular Jepang seperti Harajuku Style (yang terdiri dari Lolita, Visual Kei, Ganguro dan costum player) telah menggeser busana tradisional Jepang seperti kimono dan Yukata. Seorang costum player mengagumi karakter anime, manga atau cosplayer tertentu dan mencoba menghadirkan sosok karakter tersebut dalam beberpa pagelaran budaya Jepang yang dilaksanakan di kota Denpasar dan Kecamatan Badung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage) dari pada costum player tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan teknik dokumentasi. Dalam Hasil penelitian terungkap bahwa dalam perspektif dramaturgi yang menerangkan tentang keberadaan panggung dalam kehidupan manusia memberikan penjelasan bahwa antara panggung panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage) seorang cosplayer merupakan dua sisi yang berbeda, bahkan bertolak belakang, namun tidak jarang memiliki kesamaan karakter. Penyajian gaya busana para custom player sangat beragam (disesuaikan dengan tokoh) serta penuh dengan kreatifitas sehingga selalu menjadi pusat perhatian dalam pagelaran budaya Jepang yang dilakukan di The Japan Pagelaran of Udayana (D’JaFU), CLAS: H Bali Sakura Matsuri.
Highlights
comic books originating from Japan provides space for the development
present the character in several Japanese cultural performances held in the city of Denpasar
so all the costume player will be the center of attention in Japanese cultural performances conducted in The
Summary
Sejak saat itu banyak pagelaran budaya Jepang yang diadakan setiap tahunnya di Bali seperti The Japan Pagelaran of Udayana (D’JaFU), Bali Japan Matsuri, Indonesia Cosplay Grand Prix, Dalam pagelaran budyaa Jepang tersebut tidak hanya memamerkan cosplayer saja tetapi juga menghadirkan budaya Jepang lainnya antara lain dengan makanan, aksesoris, dan pakaian tradisional yaitu komono dan Yukata. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan pada dua pagelaran budaya Jepang yang diselenggarakan yaitu The Japan Pagelaran of Udayana (D’JaFU) dan CLAS: H
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
More From: Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS)
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.