Abstract

Salah satu usaha pemerintah untuk menunjang aktivitas masyarakat di pusat-pusat kota adalahmendirikan bangunan-bangunan penunjang yang kemudian berstatus aset pemerintah daerah. Namundemikian, setelah selesai didirikan bangunan-bangunan tersebut seringkali mangkrak dan tidakterawat sehingga malah menimbulkan kesan kumuh di lokasi tersebut. Studi ini mengkaji kondisisedemikian yang terjadi di Alun-Alun Kota Bandung, Indonesia. Pemerintah telah mendirikan MasjidRaya, Taman Alun-Alun, Gedung KAA dan Kawasan Belanja Palaguna di sekitar Alun-Alun, namundemikian Kawasan Belanja Palaguna cenderung mangkrak beberapa tahun terakhir ini. Studi inimengkaji pemanfaatan kembali Kawasan Belanja Palaguna sebagai bagian dari ikon kota Bandungterkait (1) arah pengembangan optimal; dan (2) kelayakan pengembangan. Studi ini menggaliinformasi melalui observasi lapangan, kajian dokumen perencanaan, serta wawancara denganresponden pemerintah Kota Bandung, PD Jawi (pemilik/pengelola aset), serta para pedagang di sekitarkawasan tersebut. Studi ini menemukan bahwa arah pengembangan Kawasan Palaguna yang optimaladalah sebagai pusat perbelanjaan berskala super-regional. Temuan tersebut diperkuat dengan analisiskelayakan finansial, fisik, lokasi, serta hukum/legal.Kata Kunci: optimasi pemanfaatan, aset idle, revitalisasi alun-alun

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call