Abstract

Land use change is the cause of carbon loss from land. The loss of this carbon becomes a source of carbon dioxide (CO 2 ) in the atmosphere that can cause global warming. Intensive land use and land cover occurred in Kabupaten Banyuasin from 2004-2014. The purpose of this study. to create carbon balance, emissions and sequestration of CO 2 during the period of 2004 - 2014 in Banyuasin Regency caused by land use change and land cover change. The method used to create carbon balance using land use change matrix, carbon calculation of each carbon pool by allometric method, destructive sample and organic C by Walkley and Black method. Stock diference method for analysis of changes in carbon storage, CO 2 emissions and CO 2 sequestration. The results of this study indicate that the 2004-2014 carbon balance in Banyuasin Regency is negative, with a carbon loss of 22,033,277 tons with an average annual carbon loss of 2,203,327 tons. CO 2 sequestration of 29,298,966 tons and CO 2 emissions 118,044,141 tons, while net emissions 88,745,175 tons. Average net CO 2 emissions from above ground carbon pools, carbon necromassa pools, litter carbon pools and underground carbon pools are 7 tonnes ha -1 year -1 , whereas CO 2 emissions from organic soil C 0.61 tonnes ha - 1 year -1 . The largest contributor of CO 2 emissions in Banyuasin Regency are sequentially caused by changes in peat swamp forests, secondary mangrove forests, primary mangrove forests and secondary swamp forests. While the source of sequestration is the change of monoculture rubber peat, oil palm, rubber monoculture and shrubs.

Highlights

  • Perubahan penggunaan lahan merupakan penyebab kehilangan karbon dari wilayah terestrial dan telah menjadi sumber karbon dioksida (CO2) atmosfer yang signifikan (Jiao et al, 2010; Singh et al, 2011; Wang et al, 2013)

  • The results of this study indicate that the 2004-2014 carbon balance in Banyuasin Regency is negative, with a carbon loss of 22,033,277 tons with an average annual carbon loss of 2,203,327 tons

  • Concentration and stock of carbon in the soils affected by land uses and climates in the western Himalaya, India

Read more

Summary

Latar Belakang

Perubahan penggunaan lahan merupakan penyebab kehilangan karbon dari wilayah terestrial dan telah menjadi sumber karbon dioksida (CO2) atmosfer yang signifikan (Jiao et al, 2010; Singh et al, 2011; Wang et al, 2013). Angka simpanan total karbon dalam satu wilayah dapat dijadikan dasar penilaian yang objektif untuk menentukan besar kecilnya emisi dan serapan yang terjadi,karena akan dibandingkan dengan jumlah tampungan karbon total yang dimiliki suatu wilayah. Dalam pengukuran simpanan karbon masing-masing tampungan prinsipnya adalah, jumlah biomassa pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman. Sequester C dalam tanah dapat juga dihitung berdasarkan input C dari sisa tanaman dan sumber lain dibandingkan dengan jumlah pelepasan C menjadi CO2. Kabupaten Banyuasin merupakan wilayah yang perubahan penggunaan lahannya cukup intensif terjadi antara tahun 2004-2014, sehingga menjadi menarik untuk mengetahui neraca karbon, emisi dan sekuestrasi CO2. Perubahan karbon pada masing-masing tampungan karbon yang disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan rencana penggunaan/penutupan lahan yang ada di rencana tata ruang wilayah. Nilai tampungan ini tentunya dapat juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi tampungan karbon dan perubahan tampungan karbon karena perubahanan penggunaan lahan di wilayah lain, tanpa melakukan penghitungan ulang tampungan karbon masing-masing penggunaan lahan

Tempat dan Waktu
Bahan dan Alat
Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan
Neraca Karbon
Emisi dan Serapan CO2
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call