Abstract

This study aims to describe the potential of micro, small and medium enterprises (MSMEs) in the border region and to design a model of institutional synergy in the entrepreneurship development of MSMEs in the border region with the approach of one village one product. The approach taken in this study is a qualitative approach with the case study research type. For analysis purposes, data can be collected using triangulation data collection methods involving observation, interview and documentation as well as Focus Group Discussion (FGD). Based on the model developed in the MSMEs entrepreneurship development in border areas, there are 3(three) institutions that play a role and can synergize with each other, namely business development institutions; village incubator of superior village products and village-owned enterprises.

Highlights

  • This study aims to describe the potential of micro, small and medium enterprises (MSMEs) in the border region and to design a model of institutional synergy in the entrepreneurship development of MSMEs in the border region with the approach of one village one product

  • Inkubator Bisnis di desa ini ini juga diharapkan dapat menciptakan inovasi desa, sehingga komoditi yang dijual oleh masyarakat diharapkan secara bertahap dapat dihasilkan dalam bentuk nilai tambah (hilirisasi di desa) dan dapat dijual melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia, dimana 5 (lima) dari 14 (empat belas) kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat memiliki wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara bagian Serawak, Malaysia. Salah satu kecamatan wilayah perbatasan di Kalimantan Barat yang saat ini sedang menikmati kemajuan pembangunan infrastruktur jalan tersebut adalah Kecamatan Sajingan Besar. Pembangunan infrastruktur jalan telah menghubungkan Kecamatan Sajingan Besar dengan Desa Temajuk di Kecamatan Paloh dan Kecamatan Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang model pengelolaan potensi ekonomi tersebut adalah one village one product (OVOP). Menurut Dahliani (2009) dan Hendri & Espa (2013) pengembangan potensi ekonomi dengan konsep OVOP dimaksudkan sebagai pengembangan 1 (satu) produk unggulan di masing-masing desa atau kecamatan termasuk juga wilayah yang menjadi hinterland dengan pola cluster. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi usaha UMKM yang ada di wilayah perbatasan dan selanjutnya mendesain model sinergisitas kelembagaan dalam pengembangan kewirausahaan UMKM wilayah perbatasan dengan pendekatan One Village One Product (OVOP)

KAJIAN LITERATUR
Pusat Kegiatan Strategis Nasional dan Konsepsi Kawasan Pengembangan Ekonomi
Pengembangan Kewirausahaan UMKM
Usaha Menengah
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data
Deskripsi Potensi UMKM di Kabupaten Sambas
Deskripsi Potensi UKM di Kecamatan Sajingan Besar
SIMPULAN
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call