Abstract


 Abstrak: Dinamika kehidupan manusia sejatinya sangat berkaitan dengan worldviewnya terhadap dunia. Tak terkecuali dalam ranah pernikahan dan keluarga. Femisme dengan cara pandangnya menganggap pernikahan dan keluarga hanya sebatas kepentingan dan kepuasan manusia saja bahkan pernikahan hanya membawa kesengsaraan, ketertindasan bagi perempuan. Sejalan dengan problem itu pandangan hidup Islam patut menjadi solusi. Pernikahan disebut dengan mitsaqan ghaliza dan merupakan sebuah sarana yang menghadirkan kenyamanan dan keserasian antara dua manusia. Dengan menggunakan pendekatan library research dan metode analisis konten. Penulis menemukan tiga problem konsep pernikahan menurut feminis, pertama pernikahahan memfasilitasi kekerasan terhadap perempuan, kedua hubungan suami istri tanpa persetujuan adalah pemerkosaan, ketiga child free wanita tidak bisa dipaksa untuk memiliki anak dan harus memiliki me time. 
 Keyword: Pernikahan, Feminisme, mitsaqan ghaliza

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call