Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan bentuk sintaksis dan bentuk semantis metafora dalam Pitaruah Ayah, (2) mengidentifikasi dan mendeskripsikan makna dan fungsi metafora dalam Pitaruah Ayah, (3) menentukan dan mendeskripsikan nilai metafora yang terkandung dalam Pitaruah Ayah. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data digunakan metode simak, dengan teknik lanjutan Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Analisis data dilakukan dengan menerapkan metode padan dan metode agih. Data disajikan dengan metode informal. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bentuk sintaksis metafora yakni metafora nominatif, metafora predikatif, dan metafora kalimat. Dari ketiga bentuk metafora tersebut yang paling banyak ditemukan adalah metafora kalimat. Pada metafora kalimat keseluruhan komponennya memiliki makna tidak langsung. Hal itu berhubungan dengan sifat orang Minangkabau yang tidak terus terang dalam mengungkapkan isi pikirannya. Berdasarkan bentuk semantis metafora hanya ditemukan enam dari sembilan bentuk semantis metafora yang dikemukakan Haley yaitu object, animate, living, human, teresstrial, dan substansi. Bentuk semantis metafora yang paling dominan ditemukan adalah animate karena sebagai sesama makhluk hidup, binatang memiliki kesamaan ciri dengan manusia yaitu tumbuh, berkembang, bergerak, dan mempunyai karakter. Makna metafora yang ditemukan adalah makna konotatif atau makna yang berupa kiasan. Pada penelitian ini makna konotatif dibagi menjadi dua yaitu konotatif positif dan konotatif negatif. Makna yang paling banyak ditemukan adalah konotatif positif sebab Pitaruah Ayah berisi pesan agar seseorang bertingkah laku yang baik. Oleh sebab itu, perbandingan yang digunakan ialah sifat atau tingkah laku yang positif dari hewan, tumbuhan, maupun objek atau benda. Dari hasil analisis fungsi metafora ditemukan fungsi direktif, asertif, dan ekspresif. Fungsi direktif berupa bentuk perintah dan nasihat. Fungsi asertif yang ditemukan adalah memberitahukan. Fungsi ekspresif yang ditemukan berupa rasa syukur dan rasa senang. Fungsi direktif adalah fungsi yang sering muncul sebab tuturan dalam Pitaruah Ayah berupa nasihat-nasihat dan perintah. Nilai yang paling banyak muncul adalah nilai displin sebab disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter yang meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri dan menumbuhkan ketaatan terhadap tata tertib. Disiplin adalah salah satu kunci menuju kesuksesan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call