Abstract

Kampung 1001 Malam adalah sebuah pemukiman padat di bawah jembatan tol Dupak Surabaya. Dinamai demikian mengingat kondisi pemukiman yang selalu gelap karena kurangnya cahaya di kampung itu. Selain selalu berada dalam suasana malam (gelap), kampung tersebut kumuh dan tak tersentuh pembangunan. Kampung ini dihuni oleh warga yang rata-rata bekerja sebagai pemulung, buruh bangunan, atau pengemis. Kelompok marjinal yang terpinggirkan dari akses ekonomi, sosial, dan politik. Suatu ironi mengingat keberadaannya yang tepat di bawah simbol pembangunan kota, jalan tol. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang mengawali program pengabdian masyarakat mahasiswa Stikosa-AWS berupa pembuatan video dokumenter tentang Kampung 1001 Malam. Selain video tersebut mahasiswa juga memberikan paket bantuan pendidikan kepada warga. Meski terbatas, dua pilihan kegiatan tersebut terpaksa diambil karena program pendidikan gratis bagi anak-anak putus sekolah di kampung itu tidak dapat dilaksanakan akibat pandemi.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call