Abstract

Dalam upaya menghidupi buah pemikiran Th Sumartana sebagai usaha dekonstruksi identitas protestan di Indonesia, buku ini menguraikan bagaimana agama berhadapan dengan para tiran pemerintah dan tiran agama. Buku ini mampu menggaris-besari persimpangan pluralisme agama dengan politik secara runtut dengan menelisik jejak-jejak sejarah mulai dari dinamika identitas Protetanisme era kolonialisme, proses hibriditas era kemerdekaan, pergolakan era orde baru hingga era masa kini terkait eskalasi Gerakan Sosial Baru. Dalam upaya membangun kohesivitas perlu ada mekanisme sosial dan politik kenegaraan. Untuk itu, dialog keagamaan bukan sekadar hadir pada kelompok-kelompok penganut agama saja, tetapi juga melibatkan negara dalam mengafirmasi toleransi dan moderasi keagamaan sesuai corak masyarakat Indonesia. Proses inilah yang memungkinkan “partisipasi warga” sebagai prasyarat utama demokrasi perlu ditelisik lebih komprehensif. Pertanyaan “Siapa mengatur siapa?” pada konteks demokrasi dalam dialog agama menjadi persoalan pemantik yang membuka celah penasaran. Buku ini mendiskusikan perang posisi antara agama dan negara serta antar agama dan agama lainnya yang dikemas holistik dengan pendekatan historiografi sehingga memicu penasaran untuk segera menuntaskan membaca buku hingga akhir.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call