Abstract

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah menjadi primadona pertumbuhan ekonomi Indonesia. Besaran kontribusi UMKM terhadap GDP di tahun 2018 mencapai 60,34%. Kontribusi tersebut mendorong pemerintah lebih mengembangkan UMKM, termasuk aspek manajemennya berupa penyusunan laporan keuangan. Keberadaan daerah perdagangan bebas, juga menuntut semua industri menyajikan laporan keuangannya menggunakan standar internasional, termasuk pada industri perkebunan kelapa sawit baik besar maupun kecil seperti UMKM. Oleh karenanya IAI telah menerbitkan PSAK 69 tentang agrikultur yang di adopsi dari IAS 41 menggunakan pendekatan aset biologis. Namun PSAK tersebut tidak menunjukkan penerapannya pada industri ini, mengingat luasnya cakupan agrikultur. Melalui hibah riset nasional di tahun 2018, pelaksana pengabdian telah melakukan kajian, dan menghasilkan petunjuk teknis pelaporan tersebut. Kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk mendiseminasi hasil temuan tersebut sekaligus menerapkannya pada UMKM kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah survey kemampuan penyusunan laporan keuangan umum, dilanjutkan dengan diseminasi penyusunan laporan keuangan menggunakan aset biologis, pendampingan dan diakhir dengan evaluasi atas diseminasi dan pendampingan yang dilakukan. Kegiatan pengabdian dilakukan pada Kepenghuluan Mukti Jaya Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan pemahaman akan arti penting laporan keuangan secara umum dan dihasilnya laporan keuangan sederhana untuk industri kelapa sawit pada UMKM daerah sasaran.

Highlights

  • Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) have become the belle of Indonesia's economic growth

  • The results showed that an increasing of understanding to the importance of financial statements in general and the results of financial reports for the oil palm industry in the MSMEs target area

  • Outlook Kelapa Sawit Komoditas Pertanian, Subsektor Perkebunan

Read more

Summary

Universitas Riau

Keberadaan daerah perdagangan bebas, juga menuntut semua industri menyajikan laporan keuangannya menggunakan standar internasional, termasuk pada industri perkebunan kelapa sawit baik besar maupun kecil seperti UMKM. Oleh karenanya IAI telah menerbitkan PSAK 69 tentang agrikultur yang di adopsi dari IAS 41 menggunakan pendekatan aset biologis. Namun PSAK tersebut tidak menunjukkan penerapannya pada industri ini, mengingat luasnya cakupan agrikultur. Melalui hibah riset nasional di tahun 2018, pelaksana pengabdian telah melakukan kajian, dan menghasilkan petunjuk teknis pelaporan tersebut. Kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk mendiseminasi hasil temuan tersebut sekaligus menerapkannya pada UMKM kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah survey kemampuan penyusunan laporan keuangan umum, dilanjutkan dengan diseminasi penyusunan laporan keuangan menggunakan aset biologis, pendampingan dan diakhir dengan evaluasi atas diseminasi dan pendampingan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan pemahaman akan arti penting laporan keuangan secara umum dan dihasilnya laporan keuangan sederhana untuk industri kelapa sawit pada UMKM daerah sasaran

LLaappoorraannKKeeuuaannggaann EEvvaalluuaassii
Catatan atas laporan keuangan
Ilustrasi Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call