Abstract

Prophet Muhammad, as the central figure in Islam, is an ideal model for Muslims so they compete to be as possible as similar to him in every ways. This deed can be called as living Sunnah. In the early days of Islam, he and his companions migrated (hijrah) from Makkah to Madinah to fulfill the order of Allah. Now, Muslims keep trying to imitate the Prophet’s deed in the context of social, culture, politics, economics and others. One of them is the community of Abituren Nahdhatul Wathan Lombok, they tried to imitate Prophet’s migration. They were out of hometown to migrate to Kotabaru with a mission to spread their organization’s propaganda. Therefore, this work tries to determine their understanding of the tradition of Prophet’s migration that initiate them to move to Kotabaru. This research is a field research, using three data collection techniques are observation, interviews and documentation. Then the nature of this study is qualitative, while the used approach is phenomenology to observe phenomena that occur in the community. In some conclusion, it can be said that the community of Abituren Nahdlatul Wathan Lombok understood the tradition of Prophet’s migration in the way of Allah and His messenger as a move to goodness that is blessed by Allah and His Messenger as appropriate guidance. In the modern era, their migration to Kotabaru reflexed the form of jihad and the strong intention to spread Islamic vision in the new community in Kotabaru.

Highlights

  • Prophet Muhammad, as the central figure in Islam, is an ideal model for Muslims so they compete to be as possible as similar to him in every ways

  • Tidak ada hijrah artinya tidak ada hijrah seperti yang dilakukan oleh Nabi dan para Sahabatnya sebelum fath Makkah, akan tetapi hijrah setelah itu adalah dengan jihad dan niat

  • Sahiron (ed), Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: Teras, 2007

Read more

Summary

50 Ilmu Ushuluddin

Salah satu living sunnah berbentuk tradisi praktik seperti yang dilakukan oleh beberapa abituren (alumni) Nahdhatul Wathan Lombok. Sementara maksud hadis yang kedua tentang tidak ada hijrah setelah fath Makkah adalah tidak ada hijrah seperti yang dilakukan sebelumnya, karena pada saat itu Islam telah merebut kekuasaan maka tidak perlu lagi hijrah dalam rangka mencari tempat yang aman. Adapun responden keempat menjelaskan bahwa maksud hadis hijrah pertama adalah hijrah ke jalan yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya, dalam artian sesuai dengan tuntunan yang diajarkan Nabi Saw., bukan hijrah untuk urusan dunia. Tidak ada hijrah artinya tidak ada hijrah seperti yang dilakukan oleh Nabi dan para Sahabatnya sebelum fath Makkah, akan tetapi hijrah setelah itu adalah dengan jihad dan niat. Hijrah dilakukan oleh Nabi Nuh As. dengan para pengikutnya dari dataran rendah ke yang lebih tinggi dan kemudian Allah Swt. menyelamatkan orang-orang yang berhijrah. Hal ini menurut Responden I adalah sebagai bentuk meneladani Rasulullah Saw

Latar Belakang Hijrah Para Abituren Nahdhatul Wathon Lombok ke Kotabaru
Proses Hijrah Para Abituren Nahdhatul Wathan Lombok Ke Kotabaru
Kontribusi Hijrahnya Abituren Nahdhatul Wathan bagi Masyarakat Setempat

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.