Abstract
The development of information technology has not only brought positive values in communication behavior but also a negative impact on digital literacy such as the spread of hoaxes, terrorism, and cyberbullying. Youth group is the most vulnerable group exposed to the bad influence of digital media. This paper presents the result of research on the religious digital literacy of religious organizations activism at the state Islamic senior high school (MAN) in Bandung. This study aims at knowing the digital literacy ability of religious organization activism at these schools in Bandung. This research is a quantitative study which uses questionnaire as a method of collecting data. The findings of this study show that the digital literacy of religious organization activism at the state Islamic senior high school (MAN) in Bandung is at the level of finding, using, and disseminating obtained religious information accessed through websites for the purpose of preaching. Social media is a digital platform often accessed and preferred by students instead of general and religious knowledge websites. Motivation of students in choosing these websites is because they like to search information as entertainment, easiness to visit, lots of choices, interesting languages, images and illustrations.
Highlights
The development of information technology has brought positive values in communication behavior and a negative impact on digital literacy such as the spread of hoaxes, terrorism, and cyberbullying
Youth group is the most vulnerable group exposed to the bad influence of digital media
This paper presents the result of research on the religious digital literacy of religious organizations activism at the state Islamic senior high school (MAN) in Bandung
Summary
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dalam analisisnya. Kuesioner disebarkan kepada 60 orang siswa yang menjadi pengurus dan anggota organisasi keagamaan. Pengurus dan anggota organisasi keagamaan di kedua madrasah yang menjadi responden berjumlah 60 orang. Mengacu pada hasil laporan Rohanda (2010: 231-239) mengenai budaya baca remaja di kota Bandung yang menyatakan bahwa kebanyakan perilaku remaja dalam mencari dan memanfaatkan media bacaan hanya sebagai sarana rekreasi. Kota Bandung juga penting karena menempati posisi kedua dalam peta gerakan literasi digital di Indonesia dengan frekuensi kegiatan literasi digital 23,09% setelah kota Yogyakarta yang menjadi urutan pertama sebesar 24,85% (Kurnia, 2017: 158). Penelitian literasi digital aktivis organisasi keagamaan pada MAN penting dilakukan untuk merumuskan langkah kebijakan yang tepat, sebagai langkah klarifikasi, antisipasi, atau menghilangkan benih-benih kekerasan dalam organisasi ekstra keagamaan tersebut sebagaimana yang diklaim oleh hasil penelitian di atas. Hal ini merupakan bagian dari peningkatan kualitas kehidupan keagaman melalui pendidikan agama di sekolah, sehingga dapat mendukung Rencana Sasaran Strategis Kementerian Agama tahun 2014-2019, terutama untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan etika dan moral bagi pembangunan melalui kegiatan pembinaan penerangan Islam
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have